Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Suporter Atletico Madrid terus mencemooh Cristiano Ronaldo ketika pemain Portugal itu tampil di Stadion Wanda Metropolitano dinihari tadi, Kamis 21 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ronaldo, bertahun-tahun menjadi bintang Real Madrid, tetangga sekaligus musuh bebuyutan Atletico Madrid di Liga Spanyol maupun kejuaraan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jadi bisa dipahami “kebencian” yang bersarang di hati sebagian suporter Atletico Madrid ketika menonton tim kesayangannya melawan Ronaldo yang pada hari itu membela Juventus pada pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions.
Ronaldo, 34, sudah mencetak 21 gol pada semua kompetisi sejak bergabung dengan Juventus pada musim panas lalu, tapi ia baru mencetak satu gol di kejuaraan Eropa.
Pada dinihari di kandang Atletico Madrid, tendangan bebas Ronaldo pada babak pertama nyaris membuahkan gol kalau tidak ditepis kiper Atletico, Jan Oblak, dengan susah-payah.
Namun, tendangan dari dua bek tengah Atletico Madrid, Diego Godin dan Jose Gimenez, pada babak kedua yang menghasilkan gol kemenangan 2-0 meredupkan sinar kebintangan Ronaldo sekaligus menambah semangat suporter Atletico untuk meneriakinya.
Ketika melihat Cristiano Ronaldo terkesan frustrasi setelah Juventus ketinggalan 0-2, teriakan bernada mencemooh senantiasa terdengar dari kubu pendukung Atletico Madrid setiap kali Ronaldo memegang bola.
Ronaldo, yang sudah sembilan tahun bermain untuk musuh Atletico, yaitu Real Madrid, kemudian bereaksi terhadap tekanan suporter tuan rumah tersebut. Ronaldo menggerakkan jari tangan. Ia seperti mengingatkan kepada suporter Atletico Madrid tentang empat trofi Liga Champions yang berhasil dimenanginya bersama Real Madrid dan Manchester United.
Mantan bek Italia, Marco Materazzi, meyakini tekanan kepada Juventus untuk memenangi Liga Champions semakin besar setelah mereka merekrut Cristiano Ronaldo.
“Juventus selalu kuat setiap tahun dan punya obsesi memenangi Liga Champions,” kata Materazzi kepada Eurosport Sweden.
“Ketika anda banyak menang di Italia, anda harus melangkah ke tingkat lebih tinggi yang dinamakan Liga Champions, “ Materazzi melanjutkan.
“Dan, kemudian, tahun ini, mereka mendapatkan seorang pemain (Cristiano Ronaldo) yang tak tertandingi di tingkat Eropa. Jadi saya pikir, piala ini (Liga Champions) adalah target mereka. Sebab di Italia, tak ada yang bisa menghapus Scudetto (gelar juara Seri A Liga Italia) dari Juventus,” Materazzi menambahkan.
METRO.CO.UK