Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Champions

PSG Vs Manchester City, Pochettino Harus Belajar dari 3 Kesalahan Ini

Skuad asuhan Mauricio Pochettino dinilai melakukan 3 kesalahan pada laga PSG vs Manchester City di semifinal Liga Champions musim lalu.

28 September 2021 | 14.42 WIB

Pemain Manchester City, Riyad Mahrez berhasil mencetak gol ke gawang PSG dalam Semifinal Liga Champions, di Etihad Stadium di Manchester, Inggris, 4 Mei 2021. REUTERS/Phil Noble
Perbesar
Pemain Manchester City, Riyad Mahrez berhasil mencetak gol ke gawang PSG dalam Semifinal Liga Champions, di Etihad Stadium di Manchester, Inggris, 4 Mei 2021. REUTERS/Phil Noble

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Laga PSG Vs Manchester City pada Rabu dini hari tadi merupakan ulangan semifinal Liga Champions musim lalu. Saat itu, Manchester City meraih dua kemenangan 2-1 dan 2-0 untuk melaju ke final.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Performa buruk PSG saat menghadapi City musim lalu sempat mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Mereka dinilai tak tampil selayaknya sebagai finalis Liga Champions musim sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setidaknya ada tiga kesalahan yang harus dicermati Manajer PSG Mauricio Pochettino dari laga musim lalu. Berikut ketiga catatan itu:

1. Individualisme Neymar

Mantan pemain PSG, Jerome Rothen, menilai Neymar bermain terlalu individualistis. Rothen menilai pesepakbola asal Brasil itu memiliki masalah mental karena merasa dirinya pesepakbola terbaik di dunia.

"Dia (Neymar) jenius. Saya selalu menyatakan itu di awal. Tetapi ketika dia mulai kehilangan bola, dan tak bekerja untuk tim, itu sesuatu yang tak bisa diterima," kata Rothen.

"Saya harap Leonardo dan Pochettino bisa menyelesaikan masalah sikap pemain ini. Membuat dia bekerja dalam tim bisa membuat mereka melaju ke final," ujarnya.

Pemain Manchester City Ruben Dias dan pemain PSG Neymar dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu dinihari, 5 Mei 2021. REUTERS/Phil Noble

2. Lini belakang yang bolong

Menurut L'Equipe, lini belakang PSG tampil tak seperti biasanya menghadapi Manchester City. Mereka tampak gugup dalam tekanan City. Gol yang diciptakan Kevin De Bruyne, contohnya. Mereka menilai Navas tak bereaksi apa-apa saat De Bruyne melepaskan tembakan ke gawangnya.

"Dia (Navas) bagus saat menghalau upaya Bernardo Silva dan tendangan Phil Foden. Tetapi pada gol Kevin De Bruyne, dia tampak pasif dan tak bisa membuat keputusan yang tepat," tulis L'Equipe. "Setidaknya tidak ada yang bisa dia lakukan soal tendangan bebas Riyad Mahrez."

3. Salah taktik dan tak bisa mengontrol emosi

Mantan Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, juga menyoroti taktik yang digunakan PSG pada laga pertama semifinal itu. Sempat unggul 1-0 lewat gol Marquinhos, Wenger menilai PSG tampak terlalu puas dan hanya bertahan untuk menjaga skor itu hingga akhir.

Selain itu, Wenger juga menilai ada permasalahan mental yang dimiliki oleh para pemain PSG. Menurut dia, Neymar cs tak bisa mengontrol emosinya setelah Manchester City menyamakan kedudukan.

"Saya harus mengatakan, PSG berhenti menyerang pada babak kedua," kata Wenger. "Apakah itu karena mereka secara fisik tak mampu?"

"Dan setelah City menyamakan kedudukan, mereka kehilangan permainan. Mereka tak bisa mengontrol emosi dan mulai bermain agresif dengan cara yang bodoh."

"Itu juga bisa jadi karena delapan kekalahan yang mereka alami di Liga Prancis. Ketika pertandingan imbang 1-1 musim ini, mereka tahu mereka telah kalah. Itu sangat berbeda dari tahun lalu dimana mereka tak terkalahkan di Liga," ujar Wenger.

Pemain PSG Presnel Kimpembe menghadang pemain Manchester City, Riyad Mahrez dalam Semifinal Liga Champions, di Etihad Stadium di Manchester, Inggris, 4 Mei 2021. REUTERS/Phil Noble

PSG memang bermain kasar setelah Manchester City menyamakan kedudukan. Gol kemenangan City pun tak lepas dari permainan kasar mereka.

Manchester City mendapatkan tendangan bebas tepat di depan kotak penalti setelah Leandro Paredes melakukan pelanggaran terhadap Phil Foden. Paredes pun mendapatkan kartu kuning.

Riyad Mahrez berhasil mengeksekusi tendangan bebas itu dengan apik. Dia menempatkan bola di antara dua pemain PSG yang membentuk pagar betis dan menembus pojok kanan gawang Keylor Navas.

PSG bahkan harus bermain dengan 10 orang setelah Idrissa Gueye menjegal Ilkay Gundogan dari belakang. Gueye langsung mendapatkan kartu merah dari wasit.

Pochettino jelas memiliki skuad yang mumpuni untuk mengatasi ketiga masalah itu pada laga dini hari nanti. Pasalnya PSG telah mendatangkan lima pemain bintang baru pada bursa transfer musim panas.

Untuk posisi penjaga gawang, mereka kini memiliki Gianluigi Donnarumma yang bisa menggantikan Keylor Navas.

Di belakang, PSG memiliki Sergio Ramos yang bisa dianggap sangat paham cara untuk mengatasi tekanan pada laga sebesar itu. Ramos merupakan kunci pertahanan Real Madrid dalam menguasai Liga Champions satu dekade terakhir. Selain Ramos, mereka juga memiliki bek sayap Achraf Hakimi saat ini. 

Pemain PSG Sergio Ramos. Instagram/@psg

Di tengah, Pochettino juga memiliki gelandang anyar, Giorginio Wijnaldum. Pemain asal Belanda itu pernah mengantarkan Liverpool menjuarai Liga Champions tiga musim lalu.

Lionel Messi menjadi amunisi baru terakhir yang didapatkan Pochettino. Messi, bersama Cristiano Ronaldo, merupakan raja gol di ajang Liga Champions.

Laga kedua babak penyisihan Grup A Liga Champions antara PSG vs Manchester City akan berlangsung pada Rabu dini hari nanti. Laga ini akan disiarkan secara langsung oleh ChampionsTV.

Febriyan

Lulus dari Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada pada 2009 dan menjadi jurnalis Tempo sejak 2010. Pernah menangani berbagai isu mulai dari politik hingga olah raga. Saat ini menangani isu hukum dan kriminalitas

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus