Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Angklung Iringi Lagu-lagu Barat di Konferensi Asia Afrika

Angklung merupakan alat musik tradisional yang berfungsi
sebagai alat dipolomasi budaya.

24 April 2015 | 19.55 WIB

Petugas mengumpulkan ribuan angklung buatan sekitar 25 sentra pengrajin untuk diberi sentuhan akhir dan di tala ulang di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2015. Angklung tersebut untuk pemecahan rekor dunia Angklung For The World yang mel
Perbesar
Petugas mengumpulkan ribuan angklung buatan sekitar 25 sentra pengrajin untuk diberi sentuhan akhir dan di tala ulang di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2015. Angklung tersebut untuk pemecahan rekor dunia Angklung For The World yang mel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Angklung merupakan alat musik tradisional yang berfungsi sebagai dipolomasi budaya. Menurut pakar musik trandisional Universitas Pasundan, Rosikin, angklung yang dipertunjukkan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) membuktikan bahwa musik ini telah dikenal oleh bangsa-bangsa di dunia.


"Angklung menjadi musik tradisional yang mewakili Indonesia," kata Rosikin di Bandung, Kamis 24 April 2015.  Rosikin menanggapi permainnan 20 ribu angklung pada peringatan ke-60 KAA di di Stadion Siliwangi, Bandung.

Acara "Angklung for the World" tersebut dibawakan berbagai genre mulai dari lagu kebangsaan hingga lagu barat. Rosikin mengatakan, angklung merupakan alat musik tradisional yang fleksibel karena dapat mengikuti perkembangan musik dunia.

"Angklung memiliki dwifungsi, bisa mengiringi musik pentatonik yaitu nada asli dari lagu-lagu Sunda tapi juga bisa dikembangkan dengan musik diatonik yang banyak digunakan oleh musik barat," katanya.

Perkembangan angklung sangat pesat. Berkat Saung Udjo, angklung dapat dikembangan sedemikian rupa dan dikenal dunia. Padahal, kata Rosikin, angklung dahulu hanya digunakan untuk upacara adat seperti panen padi.

Selain fleksibel, angkung juga merupakan alat musik tradisi Jawa Barat yang sangat mudah dimainkan. Angklung bisa dipelajari oleh orang awam hanya dalam beberapa menit, bahkan satu orang bisa menggunakan sampai empat oktaf nada.

Ke depan, kata Rosikin, angklung harus menjadi musik tradisional yang mewakili Indonesia dalam setiap kegiatan KAA. "Setiap orang yang melihat angklung ingat Indonesia, ingat Jawa Barat. Seperti halnya mereka ingat Bali dan batik," kata dia menambahkan.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus