Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Bagi Indonesia, bulan September memiliki makna tersendiri, khususnya pada 30 September. Indonesia mengalami peristiwa besar bersejarah, karena meletusnya kudeta Gerakan 30 September atau dikenal dengan nama G 30 S pada 30 September 1965. Untuk memperingati peristiwa ini, stasiun TV di Indonesia menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI, meskipun film ini dianggap bentuk propaganda rezim Orde Baru.
Disutradarai Arifin C. Noer pada 1984, film ini mengajak para penonton untuk melihat suasana peristiwa kudeta yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI), berdasarkan versi kala itu. Film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’ atau yang juga dikenal dengan judul ‘Pengkhianatan G30S/PKI’ ini berdurasi 270 menit dan disponsori langsung oleh pemerintah Orde Baru Soeharto melalui Perusahaan Pembuatan Film Nasional (PPFN).
Nama-nama pemeran dalam film ini diantaranya Bram Adrianto, Syubah Asa, Ade Irawan, Amoroso Katamsi, Umar Kayam, Didi Sadikin, dan masih banyak lagi.
Melansir dari jurnal Archipel edisi 2018, selama masa Pemerintahan Orde Baru, film yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto ini wajib ditayangkan di layar televisi setiap 30 September malam. Dalam rangka propaganda, film ini disajikan dengan begitu apik didukung dengan para pemain yang terlibat sangat menyerupai para tokoh, sebagaimana dijelaskan dalam laman repository.uin.jkt.ac.id.
Karena totalitas penggarapannya, film ini seakan nyata dalam menggambarkan adegan per adegan saat kejadian berlangsung. Adegan kekerasan yang dilakukan oleh PKI pun ditampilkan membuat para penonton terpacu adrenalinnya atas kekejaman dan perilaku keji yang dilakukan oleh PKI kala itu.
Salah satu pemain dalam film Pengkhianatan G30S/PKI, Amoroso Katamsi mengungkapkan kesan tokoh Soeharto dalam film yang dimainkannya ini. Amoroso mengungkapkan bahwa sosok Soeharto lebih banyak disorot, ”Porsinya lebih banyak dibandingkan dengan yang lain,” ujarnya.
Terlepas dari kontroversialnya film Pengkhianatan G30S/PKI, film ini didapuk sebagai film dalam negeri pertama yang berhasil memeroleh kesuksesan, baik secara kritis maupun komersial. Melansir dari laman filmindonesia.or.id, film ini mendapat tujuh nominasi dalam penghargaan Festival Film Indonesia 1984 dan berhasil membawa pulang satu Piala Citra kategori skenario terbaik.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Fakta-fakta di Balik Film Pengkhianatan G30S/PKI, Durasi 3 Jam 40 Menit
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini