Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kelompok musik etnis kontemporer Senyawa asal Yogyakarta akan keliling Libanon, pada 30 Maret 2016. Senyawa beranggotakan Rully Shabara pada vokal dan Wukir Suryadi yang memainkan alat musik dari bambu.
Kelompok musik ini menghasilkan album musik etnis kontemporer yang diciptakan dua orang dengan latar belakang berbeda. Rully memainkan musik rock eksperimental. Sedang Wukir dengan latar belakang musik tradisional.
Wukir Suryadi, mengatakan alat musik dari bambu itu dia buat sendiri berupa kecapi dan seruling. “Bambu sebagai instrumen musik bicara soal kehidupan,” kata Wukir di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri Universitas Gadjah Mada, Rabu, 23 Maret 2016.
Enam lagu yang mereka hasilkan telah mencampur musik etnis dengan rock eksperimental. “Kami mengikuti musik Barat yang menggunakan struktur. Tapi lebih pada pada energi, eksperimental, dan bisa dinikmati semua kalangan tanpa batas,” kata Rully.
Semua lirik lagu yang dibawakan Senyawa bertema hubungan manusia dan alam, misalnya kerusakan lingkungan. Senyawa dibentuk pada 2010. Pementasan Senyawa di tingkat global dimulai pada 2011, yakni di Melbourne International Jazz Festival.
Manajer musik Senyawa, Kristi Monfries, mengatakan komunitas seni musik di Melbourne, Australia tertarik dengan kelompok musik Senyawa karena menawarkan permainan musik tradisional yang kontemporer. “Ada hal baru dari musik eksperimental ini,” kata Kristi.
Selain pentas di Libanon, Senyawa juga akan tampil dalam pentas musik di Yunani dan Rumania.
SHINTA MAHARANI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini