Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KING KONG Sutradara: Peter Jackson Skenario: Fran Walsh, Philippa Boyens Pemain: Naomi Watts, Jack Black, Adrien Brody, Andy Serkins Produksi: Universal Pictures
Di Pulau Tengkorak, King Kong bertarung melawan tiga hewan raksasa: T-Rex, tyrannosaurus, dan dinosaurus. Kita menyaksikan pertempuran seekor raja hutan di dunia liar dengan cara paling liar. Sutradara Peter Jackson, yang telah memperlihatkan hal luar biasa yang bisa dicapai efek khusus dalam The Lord of The Rings, kembali menempuh cara yang sama. Di Pulau Tengkorak, tubuh Kong yang perkasa itu koyak, terpelanting, berdarah, tapi ia berhasil menghabisi tiga jahanam itu.
Di lereng Empire State Building, New York, King Kong berdua dengan jantung hatinya, Ann. Dibanding Kong, tubuh Ann memang seolah-olah cuma seukuran boneka barbie. Tapi mereka berdua sama-sama diliputi takjub, terpaku pada satu titik puitis di cakrawala: matahari tenggelam. Sutradara Peter Jackson berhasil membubuhkan sifat yang sebenarnya mendekati sosok manusia pada makhluk hitam berbulu lebat itu. Tapi, dari perkembangan karakter Kong tampaklah bahwa Jackson tidak memaksa King Kong didominasi karakter-karakter manusiawi.
King Kong—dalam bahasa lokal Pulau Tengkorak disebut Tore Kong—di tangan Jackson adalah makhluk liar, sekaligus sensitif. Dengan kata lain, ia memiliki segalanya untuk satu film yang menghibur: ada petualangan, aksi, suasana romansa, drama, dan efek khusus yang spektakuler. Jackson terpesona pada King Kong edisi pertama buatan 1933, dan ia memang tak beranjak jauh dari situ.
Alkisah, di Amerika Serikat yang sedang dilanda Depresi Besar, seorang sineas terobsesi membuat film dengan latar pulau terbelakang, Pulau Tengkorak. Carl Denham (Jack Black) seorang sineas tak berduit, lewat pelbagai usaha, termasuk tipu muslihat, berhasil memboyong penulis skenario, bintang baru yang jelita, dan kru lainnya ke pulau itu.
Begitu menginjakkan kaki di daerah berdinding batu, petaka muncul. Seorang awak film jadi tumbal kekejaman penduduk asli. Kejadian ini membuat kru film siap-siap angkat kaki, tapi mereka kemudian tak jadi pergi dari pulau itu. Ann Darrow (Naomi Watts) menjadi tawanan penduduk asli. Gadis yang telah menawan hati seluruh kru itu akan disodorkan kepada Kong, kera raksasa di pulau itu. Upaya penyelamatan Ann Darrow kemudian membuat semua awak kapal hanyut dalam petualangan menegangkan.
Mereka berhasil menyelamatkan Ann, juga menaklukkan Kong. Makhluk besar itu kini dalam kerangkeng, dipertontonkan dalam gedung pertunjukan di New York. Kong memberontak. Tapi ternyata membebaskan diri dari kerangkeng bukan tujuannya. Kini Kong celingukan dan bergerak tak tentu arah di tengah-tengah New York. Ia memburu gadis pujaannya, Ann. Tak ayal lagi, New York yang besar tapi padat itu pun porak-poranda. Kong akhirnya memang bertemu Ann, tapi sekarang ia harus menyelamatkan diri dari kejaran tentara. Kong memanjat pencakar langit itu sampai ke pucuk.
Kong mati akibat jatuh dari pucuk Empire State setelah menyelamatkan Ann Darrow: klimaks yang sulit dilupakan. King Kong film yang sudah berusia 72 tahun. Ia karya nomor wahid dari 100 kisah kuno film versi American Film Institute (AFI). Ide ceritanya tidak pernah berubah: ada seekor kera raksasa membangunkan kota Big Apple, dan ia jatuh cinta pada seorang gadis cantik. Tapi itulah cinta yang menghancurkan diri sendiri.
Evieta Fadjar P.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo