Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Kristo Immanuel Rekomendasikan 10 Film Pilihan di Jakarta Film Week 2024

10 film pilihan di Jakarta Film Week 2024 yang mencakup berbagai genre dan tema, termasuk drama, horor, dan animasi.

24 Oktober 2024 | 15.50 WIB

Kristo Immanuel menjadi Festival Ambassador Jakarta Film Week 2024. Dok. Jakarta Film Week
Perbesar
Kristo Immanuel menjadi Festival Ambassador Jakarta Film Week 2024. Dok. Jakarta Film Week

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Film Week 2024 resmi digelar pada 23-27 Oktober, menampilkan beragam film dari 55 negara dengan total 140 judul. Kristo Immanuel, yang ditunjuk sebagai Festival Ambassador tahun ini, merekomendasikan 10 film pilihannya. Melansir dari keterangan resmi yang diterima Tempo, rekomendasi tersebut mencakup berbagai genre dan tema—mulai dari drama, horor, hingga animasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Festival ini berlangsung di beberapa lokasi seperti CGV Grand Indonesia, Taman Ismail Marzuki, dan Mercure Jakarta Cikini. Tiket bisa didapatkan gratis, namun jumlahnya terbatas, sehingga tersedia melalui reservasi online dan secara langsung di lokasi acara (On-The-Spot). Tiket online dapat dipesan melalui aplikasi TIX ID dengan biaya administrasi sebesar Rp 4.000 per tiket.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut adalah 10 rekomendasi film pilihan Kristo Immanuel:

Rekomendasi film di Jakarta Film Week 2024. Dok. Jakarta Film Week

1. Sampai Jumpa, Selamat Tinggal (Indonesia) – Opening Film

Film Tanah Air ini menjadi pembuka Jakarta Film Week 2024. Dibintangi Putri Marino, Jerome Kurnia, dan Lutesha, film ini bercerita tentang pencarian Wyn atas kekasihnya, Dani, yang hilang di Seoul.

2. Planet B (Perancis) – Program Fantasea

Film fantasi asal Perancis ini membawa penonton ke tahun 2039, ketika sekelompok aktivis hilang secara misterius. Salah satunya adalah Julia Bombarth, yang terbangun di dunia asing bernama Planet B. Cerita menegangkan ini menjadi bagian dari program Fantasea.

3. A Song Sung Blue (China) – Program Herstory

Film ini bercerita tentang persahabatan dua remaja perempuan dengan latar musim panas. Xian yang pemalu dan berusia 15 tahun bertemu dengan Mingmei yang ekstrovert, seorang gadis Tionghoa-Korea berusia 18 tahun dan sebuah keajaiban pun dimulai.

4. Suzanna: The Queen of Black Magic (Indonesia) – Program Direction Award

Film dokumenter ini mengangkat sosok Suzanna, legenda horor Indonesia. Lewat wawancara eksklusif dan kilas balik karier Suzanna, dokumenter ini mengeksplorasi pengaruh sang aktris dalam budaya horor Indonesia, membawa nostalgia bagi para penikmat film horor klasik.

5. The Paradise of Thorns (Thailand) – Program Global Feature Competition

Film ini mengangkat isu hak pasangan sesama jenis di Thailand. Thongkam, pria yang kehilangan pasangannya, harus berjuang mempertahankan rumah mereka dari keluarga sang kekasih. Sebuah kisah yang mengkritisi hak-hak pasangan LGBTQ+ di Thailand.

6. Time Still Turns The Pages (Hong Kong) – Program Made in Hong Kong

Seorang guru, Cheng, harus menghadapi trauma masa kecilnya setelah menemukan surat bunuh diri tanpa nama di ruang kelas. Film ini menyuguhkan perjalanan emosional dan eksplorasi isu sosial di tengah pergolakan hidup pribadi Cheng.

7. Humanist Vampire Seeking Consenting Suicidal Person (Kanada) – Global Feature: Official Selection

Kisah vampir muda yang sensitif untuk membunuh, Sasha, bertemu dengan Paul, remaja yang siap menyerahkan nyawanya untuk membantu Sasha. Namun, hubungan mereka berkembang menjadi petualangan unik yang menawarkan humor gelap dan refleksi tentang kehidupan serta kematian.

8. Wings of Desire (Jerman Barat-Prancis) – Program Classique

Sebuah penghormatan kepada sutradara legendaris Wim Wenders, film ini mengisahkan malaikat yang jatuh cinta pada manusia. Karya klasik ini dikenal dengan filosofi mendalam tentang cinta dan kehidupan, menjadi salah satu tontonan penting di program Classique.

9. Ice Merchants (Portugal-Inggris-Prancis) – Program JFW x Clermont-Ferrand

Film animasi pendek ini berkisah tentang ayah dan anak yang setiap hari menjual es di desa terpencil. Film ini pernah masuk nominasi Oscar dan kini menjadi bagian dari Jakarta Film Week, menyuguhkan cerita yang penuh haru.

10. The Man Who Could Not Remain Silent (Kroasia-Prancis-Slovenia) – Program Global Short Competition

Pemenang Palme d’Or di Cannes 2024, film ini mengisahkan seorang pria yang berani menentang pasukan paramiliter di Bosnia pada tahun 1993 tentang penghapusan grup etnis. 

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Alumni President University jurusan International Relations, Strategic and Defense Studies. Menulis tentang Politik, Ekonomi, Seni, dan Gaya Hidup. Bukunya terbit pada 2020, Gender Inequality in Southeast Asia: An Itinerary to the Light.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus