Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di bawah bayangan pohon yang rindang, Alice duduk terkantuk-kantuk dikepung rasa bosan. "Apa gunanya membaca buku yang tak ada gambarnya?" gerutunya, mengintip buku yang dibaca kakaknya. Sembari membayangkan bunga-bunga daisy yang akan diuntai menjadi kalung dan mencoba melawan rasa kantuk, tiba-tiba saja seekor kelinci putih dengan mata berwarna merah jambu, berdasi, dan mengenakan jas tergopoh-gopoh melintas di mukanya. "Aduh, aduh, aku akan terlambat...," keluh sang kelinci sembari merogoh sebuah jam berantai dari sakunya.
(Alice in Wonderland, Lewis Carrol)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo