Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BEBERAPA hari menjelang filmnya resmi main di bioskop, Nia Dinata kebanjiran telepon dan pesan singkat (SMS). Ada yang protes tapi tak sedikit yang merasa ge-er alias gede rasa. Jangan-jangan diri mereka yang dimaksud Nia melalui tokoh dalam filmnya. "Eh, si Meimei itu gue ya? Gue kan ditinggalin suami kayak begitu," ujar Nia, menirukan suara wanita yang sempat mampir ke kupingnya. Tanggapan semacam itu sebetulnya tak pernah disangkanya. Dalam benaknya, dia justru khawatir akan sikap para pemuka agama. Maklum, dalam filmnya ini dia memasukkan cerita tentang gay. "Enggak tahunya malah dari ibu-ibu, ha-ha-ha….," katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo