Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penerima hadiah Nobel Sastra 2015 asal Belarusia, Svetlana Alexievich, Kamis 8 Oktober 2015, menuduh Rusia telah melakukan invasi atas Ukraina dengan mendukung kelompok separatis di wilayah timur negara.
Penulis, yang dianugerahi Nobel untuk ilustrasi kehidupan Uni Soviet, mengatakan dia menangis saat melihat foto-foto mereka yang ditembak mati selama protes jalanan di Kiev pada Februari 2014 terhadap presiden berhaluan Moskow.
Pemberontakan separatis pro-Rusia berikutnya di wilayah timur, telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, dipercayanya sebagai hasil dari campur tangan asing, menunjuk jari pada Rusia.
"Itu adalah pendudukan, invasi asing," katanya pada konferensi pers setelah pengumuman kemenangannya, sebagaumana dilansir dari laman Trust.Org, 8 Oktober, 2015.
"Saya cinta dunia Rusia yang baik, dunia Rusia kemanusiaan, tapi saya tidak mencintai dunia Rusia Beria, Stalin dan Shoigu," katanya, merujuk pada pemimpin Soviet Josef Stalin, kepala keamanan yang bertanggung jawab untuk pembantaian massal di era Stalin, Lavrenty Beria, dan menteri pertahanan Rusia saat ini, Sergei Shoigu.
Ukraina dan NATO diketahui telah menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata untuk pemberontak separatis di wilayah timur, sesuatu yang disangkal Rusia.
Banyak karya Alexievich yang mengisahkan dampak konflik, termasuk narasi tentang perempuan selama Perang Dunia Kedua dan gambaran perang Uni Soviet di Afghanistan yang digambarkan dari perspektif warga biasa.
Alexievich lahir pada 1948 di Ivano-Frankivsk, Ukraina. Ayah dan ibunya berasal dari Belarus dan Ukraina. Keluarganya pindah ke Belarus setelah ayahnya menyelesaikan dinas militer. Alexievich belajar jurnalisme di University of Minsk pada 1967 hingga 1972.
Setelah lulus, dia bekerja sebagai wartawan selama beberapa tahun sebelum buku pertamanya, War's Unwomanly Face, pada 1985 terbit.
TRUST.ORG | MECHOS DE LAROCHA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini