TEMPO.CO , Jakarta:-Pertemuan antara Nunun Nurbaetie dan politikus Paskah Suzetta serta Hamka Yandhu diduga terkait dengan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 8 Juni 2004. Acara di Cafe and Resto D'Lounge itu berlangsung sebelum pemilihan, yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom.
Sumber Tempo mengungkapkan, pertemuan di kafe milik Ratna Farida, anak Nunun, tersebut membahas persiapan memenangkan Miranda. "Dalam jamuan itu (mereka) membicarakan Miranda," kata sumber itu, akhir pekan lalu.
Paskah dan Hamka adalah terpidana kasus cek pelawat pemilihan Miranda, yang diduga ditebar oleh Nunun. Paskah kini masih dibui, sedangkan Hamka Yandhu mendapat pembebasan bersyarat pada 25 April 2011. (Paskah Mengaku Kenal Lama dengan Miranda)
Informasi sumber Tempo tersebut klop dengan dokumen yang menyebutkan pertemuan terjadi seminggu sebelum fit and proper test pemilihan Deputi Gubernur Senior BI. Namun, mereka disebutkan membicarakan rencana sarasehan masyarakat Sunda di Jakarta.
Pengacara Nunun, Ina Rahman, mengaku tidak tahu kliennya pernah bertemu dengan Hamka maupun Paskah di kafe di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, tersebut. "Seingat saya di Cipete," kata Ina.
Adapun pengacara Paskah, Singap Panjaitan, membantah adanya pertemuan di rumah Nunun di Cipete maupun di D'Lounge. "Acara Sesundaan (pertemuan komunitas Sunda) berlangsung di Hotel Mulia. Hanya itu yang dia (Paskah) akui," kata Singap kemarin.
Hamka Yandhu belum dapat dimintai konfirmasi. Sebelumnya, Hamka mengakui acara halalbihalal masyarakat Sunda berlangsung di Hotel Mulia.
Pertemuan untuk menggalang dukungan bagi terpilihnya Miranda digelar beberapa kali. Selain di Cipete, Miranda melakukan pertemuan dengan seluruh anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, pada 29 Mei 2004. (Misteri Pertemuan Miranda-Politikus di Rumah Nunun)
Setelah itu, menurut dokumen yang didapatkan Tempo, Miranda disebutkan melobi sejumlah politikus dari berbagai fraksi. Di antaranya mengundang empat anggota Komisi IX dari Fraksi TNI/Polri di kantornya di sebuah gedung di depan Ratu Plaza, Jalan Sudirman, Jakarta.
Suami Nunun, Adang Daradjatun, diduga ikut berperan. Dia mengarahkan Fraksi TNI/Polri di Komisi IX agar memilih Miranda. Adang--saat itu menjabat Wakil Kepala Polri--menelepon anggota Fraksi TNI/Polri, Udju Djuhaeri. Mereka akrab karena Udju adalah Kepala Direktorat Intel Polda Jawa Barat saat Adang menjadi kepala polda di sana.(baca Adang Perintahkan Pilih Miranda)
Perintah Adang itu dianggap bisa mempengaruhi sikap Fraksi TNI/Polri. Sebab, calon Deputi Gubernur Senior BI lainnya, Budi Rochadi, sudah lebih dulu melobi Udju dan kawan-kawan. Mereka pernah bertemu dengan tim sukses Budi di Hotel Hilton (sekarang Hotel Sultan) pada Mei 2004.
AGUSSUP | TRI SUHARMAN | I WAYAN AGUS | RAFIKA | ANDI PURNOMO
Berita Terkait
Misteri Pertemuan Miranda-Politikus di Rumah Nunun
Nunun Akhirnya Buka Kartu Miranda
Pemilihan Miranda Bukan Proyek Gratisan
Kisah Nunun-Miranda dan 'Geng Sunda'
Nunun - Miranda Ternyata Bersahabat
Miranda Ketemu Tiga Politikus di Rumah Nunun
Paskah Yakin KPK Sulit Jerat Miranda
Adang Beberkan Kedekatan Miranda-Nunun
Miranda Akui Kenal Nunun Tapi Bantah Tebar Suap