TEMPO.CO, Jakarta - Luthfi Ardiansyah, sopir Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis, mengaku pernah dua kali mengantar kardus berisi duit ke anggota Badan Anggaran DPR I Wayan Koster. Namun, menurut Luthfi, ia tidak bertemu langsung dengan Wayan di ruang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
“Uang yang dibungkus kardus itu saya antar ke lantai 6 Gedung DPR, ke ruangan Pak Wayan Koster,” kata Luthfi saat bersaksi untuk Muhammad Nazaruddin dalam kasus suap Wisma Atlet Jakabaring, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI, Jumat, 27 Januari 2012.
Luthfi mengaku tak tahu berapa jumlah duit yang dimasukkan ke dalam kardus printer tersebut. Ia mengaku hanya diminta Yulianis mengantar kardus itu ke Senayan. “Saya baru tahu ruangannya siapa (yang harus dituju) setelah sampai di lokasi,” ujarnya.
Yang membimbing Luthfi ke ruangan Koster adalah Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang. Sebab sebelum berangkat, ia sudah diminta Yulianis untuk berkoordinasi dengan Rosa. Lewat layanan pesan pendek (SMS), Rosa kemudian menginstruksikannya untuk masuk ke ruangan Wayan Koster di Lantai 6.
Di ruangan Koster, Luthfi yang ditemani staf keuangan Grup Permai bernama Dewi, ditemui seseorang yang tak ia ingat lamanya. Orang itulah yang kemudian menerima kardus berisi duit, dan menandatangani tanda terima. Adapun tanda terima tersebut, kemudian ia serahkan kepada Yulianis.
Sorenya, pada hari yang sama, Luthfi kembali diperintahkan Yulianis untuk mengantar duit ke Senayan. Kali ini, duit dibungkus kardus rokok Gudang Gamar. “Kalau enggak salah jumlahnya Rp 3 miliar, di dalam kardus yang ukurannya lebih besar dibanding kardus sebelumnya,” kata dia.
Kali ini, Luthfi tak lagi ditemani Dewi, melainkan dengan pegawai Grup Permai bernama Danang, dan seorang petugas keamanan perusahaan. Ia pun tak langsung menuju ruangan Koster, tapi terlebih dulu bertemu dengan seseorang di basement Gedung DPR.
“Kami bertiga keluar mobil, lalu bertemu orang. Dia bertanya, “Titipan Bu Rosa, ya?”. Saya bilang iya. Kami lalu ke ruangan yang sama (ruangan Koster). Di situ kardusnya saya serahkan, kemudian saya tinggal,” kata Luthfi. Namun penjelasan Luthfi dibantah Nazar. "Semua itu tidak benar," ujarnya.
Saksi sebelumnya, Oktarina Fury, menyebut dirinya pernah diminta Yulianis mengalirkan duit sebesar Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar dari kas perusahaan. Staf bagian keuangan Grup Permai itu mengaku tak tahu untuk apa duit itu. Diduga, duit itu adalah bagian yang dialokasikan perusahaan untuk Koster dan anggota Banggar dari Fraksi Demokrat, Angelina Sondakh.
Rosalina dalam sidang sebelumnya mengaku pernah menjalin kontak dengan Angelina. Menurut Rosa, Angie menerima duit pelicin sebesar Rp 5 miliar terkait proyek Wisma Atlet. Duit itu, kata Rosa, diberikan pihaknya dua kali, masing-masing sebesar Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar. Mengenai hal ini, Angie berkali-kali membantah.
ISMA SAVITRI
Berita Terkait
Oktarina Pernah Dipaksa Nazar Jadi Direktur
Okta Juga Sebut Rp 30 Miliar ke Kongres Demokrat
Koster Disebut Terima Fee dari Proyek Universitas
Bercadar, Nazar Ragukan “Keaslian” Oktarina
Anas Tersudut, Demokrat Limbung
Yulianis Sebut Anggota DPR Kecipratan US$ 1,1 Juta
Yulianis: Saya Antar Uang ke Kongres Demokrat
Cara Nazar Angkut Duit Ke Kongres