TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat Mahyuddin mengatakan perubahan proyek Hambalang yang tadinya hanya membangun SMP dan SMA menjadi Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sekolah Olahraga merupakan usulan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng.
Menurut politikus Fraksi Partai Demokrat ini, pada periode Menpora sebelumnya, Adhyaksa Dault, proyek itu hanya berupa pembangunan gedung SMP dan SMA senilai Rp 125 miliar. "Menteri yang baru, Andi Mallarangeng, waktu itu mengusulkan agar tidak hanya membangun SMP dan SMA, tapi juga pusat olahraga nasional. Ada transkrip rapatnya," kata Mahyuddin di ruang Komisi Olahraga, Rabu malam, 30 Mei 2012 kemarin.
Untuk memuluskan rencana proyek itu, kata Mahyuddin, Kemenpora kemudian mengajukan dana sebesar Rp 625 miliar pada tahun anggaran 2010. Namun, berdasarkan hasil rapat antara Komisi Olahraga dan Kemenpora, dana yang disetujui hanya Rp 150 miliar.
"Rapat dengar pendapat kemudian membahas dan menyetujui dana tersebut. Jadi dana untuk pembangunan Hambalang berubah menjadi Rp 275 miliar," kata politikus yang namanya juga disebut-sebut dalam kasus Wisma Atlet ini.
Belakangan, Kemenpora kembali mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp 400 miliar dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan pada tahun 2011 dan disepakati oleh Komisi X. "Kami sepakat dan anggaran untuk Hambalang bertambah lagi menjadi Rp 675 miliar," ujar dia.
Memasuki pembahasan tahun anggaran 2012, lagi-lagi Kemenpora mengajukan anggaran baru sebesar Rp 521 miliar untuk proyek Hambalang yang ditargetkan tuntas pada akhir 2012. Namun banyaknya event olahraga seperti PON, Olympic-paralympic, Asian Beach Games, Sail Morotai, penyelenggaraan ASEAN Schools Games, dan beberapa kebutuhan lain, kata Mahyuddin, membuat Komisinya harus menghitung kembali dana tersebut.
"Anggaran untuk Kemenpora itu Rp 1,75 triliun. Kebutuhan untuk event Rp 381 miliar. Kami harus menghitung lagi sisanya untuk dialokasikan ke Hambalang. Akhirnya anggaran tersebut tidak disetujui," katanya.
Kemenpora, kata Mahyuddin, terus berusaha agar anggaran tambahan sebesar Rp 521 miliar tersebut dikabulkan DPR. Tujuannya agar penyelesaian proyek tepat waktu. Apalagi proyek itu terikat kontrak multi-years. Namun Komisi Olahraga belum juga menyetujui. DPR akhirnya membentuk panitia kerja untuk melihat perkembangan proyek itu.
"Kita enggak tahu proyek itu Rp 1,2 triliun. Itu kan kebutuhan anggaran proyek multi-years. Multi-years baru muncul saat anggaran Rp 521 miliar dipotong DPR. Dengan perubahan ini, kami tidak bisa apa-apa, karena penetapan kontrak multi-years tidak perlu ada kesepakatan DPR," kata Mahyuddin.
Tidak terpenuhinya anggaran yang diajukan Kementerian untuk penyelesaian proyek Hambalang menyebabkan proyek tersebut diputuskan baru bisa dirampungkan pada 2013. "Hasil rapat memutuskan proyek itu tidak bisa selesai pada 2012," ujar Mahyuddin.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terkait
Proyek Hambalang Dipastikan Molor
Anggaran Belum Turun, Proyek Hambalang Dihentikan
Adhyaksa Dinilai Salah Paham Soal Hambalang
Angie Belum Akan Diperiksa untuk Kasus Hambalang
DPR Tak Pernah Sepakati Perubahan Proyek Hambalang
Hambalang Diduga Proyek Ambisius Menteri Andi