TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pihaknya masih menunggu keterangan dari pihak Diebold Inc ihwal kasus suap pengadaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang mencatut bank pelat merah itu. Sebab, hingga saat ini, Diebold Inc melalui perwakilannya di PT Diebold Indonesia belum bersedia memberikan informasi ke Bank Mandiri.
"Yang paling fair, Diebold juga menjelaskan kepada publik apa yang terjadi," kata Budi saat ditemui seusai memaparkan kinerja keuangan Bank Mandiri di kantornya, Rabu, 30 Oktober 2013.
Budi menuturkan, kondisi saat ini tak mendukung bagi Bank Mandiri membuat keterangan apa pun terkait hal tersebut. Menurut Budi, pihak Diebold harus angkat bicara lantaran mereka yang mengetahui apa yang terjadi saat perjanjian pembelian mesin ATM tersebut diteken.
Bank Mandiri, kata dia, telah memeriksa dokumen hingga tujuh tahun ke belakang dan menemui regulator di Bank Indonesia guna memastikan perjanjian pembelian mesin berjalan sesuai prosedur. "(Proses yang terjadi saat itu) tidak seperti yang dibayangkan. Kami tak khawatir jika Diebold menjelaskan prosesnya," kata Budi.
Bank Mandiri, kata Budi, tak mempermasalahkan apabila pihak Diebold membeberkan mengenai proses pembelian tersebut. "Saya tak khawatir Diebold akan disclose datanya agar lebih obyektif," kata dia.
Pada 22 Oktober lalu, Komisi Sekuritas dan Pasar Modal dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan telah menjatuhkan vonis denda US$ 48,1 juta kepada Diebold. Produsen ATM asal Amerika itu didakwa melakukan penyuapan di Cina, Indonesia, dan Rusia untuk memuluskan bisnisnya.
Dalam dokumen putusan disebutkan Diebold melalui anak usahanya, PT Diebold Indonesia, pada 2005-2010 menyediakan perjalanan wisata dan hiburan ke Eropa bagi pejabat dari tiga bank BUMN di Indonesia. Diebold Indonesia menghabiskan sekitar US$ 147 ribu untuk membiayai perjalanan tersebut dan mengakali pencatatannya sebagai biaya training.
LINDA HAIRANI
Terpopuler :
Dirjen Bea Cukai Tunggu Laporan Polri
Demo Buruh, Pengusaha Batam Rugi US$ 20 Juta
Produksi Kedelai dan Daging Sapi Ditingkatkan
12 Wilayah Perkantoran Termahal Dunia
DPR Putuskan Nasib Inalum Siang Ini
Thomson Reuters PHK 3.000 Pekerjanya
Stok AS Membaik, Harga Minyak Dunia Turun
Bangun Area Bisnis, Rajawali Gandeng GIC
The Fed Rapat, Pemerintah Tetap Siaga
Dahlan Minta Pemda Tak Ribut soal Saham Inalum