Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan jumlah pendaftar Kartu Prakerja kini telah mencapai 10,4 juta orang. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari total kapasitas penerima manfaat yang ditargetkan pemerintah, yakni sebanyak 5,6 juta orang hingga akhir 2020.
"Sebanyak 10,4 juta pendaftar ini hanya sampai tiga gelombang. Sedangkan yang sudah join batch ada 5 juta," tutur Denni dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa, 19 Mei 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Denni mengungkapkan, animo jumlah pendaftar per gelombang terlihat sangat tinggi sejak program ini dibuka untuk pertama kalinya pada April lalu. Pada gelombang pertama, misalnya, jumlah pendaftar program tersebut mencapai 2 juta. Padahal, kuota peserta yang diterima di masing-masing gelombang hanya 168-200 ribu.
Adapun berdasarkan data Tim Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja dari tiga gelombang yang dibuka, pemerintah telah menjaring 680 ribu peserta. Sebanyak 530 ribu di antaranya disebut telah membeli program pelatihan online.
Kemudian dari jumlah itu 350 ribu orang sudah menuntaskan pelatihan dan 300 ribu orang lainnya sudah mendapatkan insentif pasca-pelatihan. Denni melanjutkan, berdasarkan persebarannya, Kartu Prakerja ini pun sudah menjangkau secara merata di 512 kabupaten atau kota di Indonesia.
Sedangkan berdasarkan latar belakang penerimanya, peserta mayoritas merupakan warga berusia 18-34 tahun dengan latar belakang pendidikan rata-rata SMA/SMK atau sederajat. Sedangkan berdasarkan profil jenis kelaminnya, 61 persen penerima adalah laki-laki dan 39 persen lainnya perempuan.
"Kami harap remaja putri, ibu rumah tangga, dan perempuan-perempuan lebih banyak yang ikut mendaftar program ini agar terjaring sebagai penerima manfaat," tuturnya.
Ihwal pembukaan gelombang selanjutnya, yakni gelombang empat, Denni mengakui proses ini sempat ditunda. Penundaan dilakukan karena alasan sinkronisasi data.
"Kami memohon maaf karena ada keterbatasan dari sisi kami. Kami harus melakukan pengecekan-pengecekan da sinkronisasi dari sistem digital platform, lembaga pelatihan, peserta, PMO, dan lembaga keuangan," ucapnya.
Denni menargetkan gelombang keempat dibuka pasca-Lebaran. Dia berharap, seandainya gelombang keempat dibuka, masyarakat yang belum terjaring di gelombang sebelumnya akan terseleksi di tahap ini.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini