Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua badan usaha milik negara kembali meneken kerja sama. Kali ini PT Semen Indonesia Tbk yang bekerja sama dengan PT Pertamina. Keduanya berkomitmen mengembangkan potensi bisnis minyak dan gas.
Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengatakan kerja sama dengan Pertamina bertujuan mendukung rencana strategis dan operasional perusahaan. "Pada sektor semen itu, ada konsumsi yang tinggi pada operasional dan transportasi," kata Suparni di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Jumat, 22 April 2016.
Langkah nyata kerja sama nantinya dilakukan dalam bentuk penyediaan bahan bakar, pelumas, dan pasokan energi pembangkit untuk semua pabrik di Indonesia. Saat ini Semen Indonesia sedang menyelesaikan dua pabrik yang terintegrasi, yaitu di Rembang dan Inarung VI.
Dua pabrik itu mempunyai kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun. Suparni berharap uji coba pabrik di Rembang bisa dilakukan September atau Oktober tahun ini. "Semoga 2017 sudah bisa beroperasi komersial," ucapnya.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan 40-50 persen biaya operasional pabrik semen dialokasikan untuk penggunaan energi sebesar Rp 10 triliun. Dwi berharap, dengan adanya konversi bahan bakar minyak, khususnya solar ke gas, efisiensi perusahaan bisa ditingkatkan. "Kalau bisa, efisien 10 persen saja, setidaknya setahun bisa menghemat Rp 1 triliun," tuturnya.
Saat ini Pertamina tengah menggalakkan konversi bahan bakar minyak, terutama solar ke gas. Dwi, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Semen Indonesia, mengatakan konversi solar ke gas saat ini sudah berjalan pada bidang transportasi.
Ke depan, Pertamina akan mencoba mengembangkan geotermal yang berada di Aceh. Ia menyebutkan tenaga geotermal bisa memasok energi untuk pengembangan pabrik Semen Indonesia yang berada di Aceh. "Saat ini energi utama industri semen itu batu bara," ujar Dwi.
Selain menggandeng Pertamina, Semen Indonesia juga mendapat fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 1 triliun. Fasilitas itu didapat dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. Direktur Utama Semen Indonesia Suparni menuturkan pinjaman dana itu akan dioptimalkan untuk pengembangan pabrik di Rembang dan Inarung VI. "Untuk di Aceh, baru mau dikembangkan. Kapasitasnya sama, 3 juta ton per tahun," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini