Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ramainya kabar soal rencana kenaikan harga Pertalite dari saat ini Rp 7.650 per liter membuat PT Pertamina (Persero) akhirnya angkat bicara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan hingga kini pihaknya belum menaikkan harga Pertalite. "Kami masih menunggu arahan dari Pemerintah, karena penentuan harga merupakan kewenangan regulator,” katanya ketika dihubungi, Jumat, 19 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya santer terdengar kabar kenaikan harga BBM dengan RON 90 itu di sejumlah media sosial baik Instagram maupun Twitter.
Tak hanya itu, sejumlah ekonom juga telah mengeluarkan hitung-hitungan berapa kenaikan harga Pertalite agar tak semakin memberatkan subsidi dalam APBN tapi juga masih terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Adapun kisaran harga Pertalite yang direkomendasikan bervariasi di rentang Rp 9.250 hingga 10.000 per liter. Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga keekonomian Pertalite sebesar Rp 13.150 per liter.
Selain soal kenaikan harga, kelangkaan Pertalite di sejumlah pom bensin juga sempat ramai diberitakan. Soal ini, Irto memastikan bahwa stok Pertalite di DKI Jakarta dan secara nasional mencukupi.
Bahkan, kata Irto, saat ini Pertamina telah mengeoperasikan Depot Plumpang 24 jam untuk memenuhi kebutuhan SPBU. “Kapasitas BBM di atas 300.000 KL. Kebutuhan nasional cukup,” ucapnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebelumnya menyatakan dirinya belum mendapat penugasan khusus terkait dengan kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar pada paruh kedua tahun ini.
Keputusan soal BBM subsidi itu masih dikaji lebih lanjut oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Selanjutnya: Luhut: Jokowi akan umumkan kenaikan harga BBM subsidi pekan depan.
“Kalau keputusannya ada, baru ada penugasan ke Pertamina. Sampai hari ini saya sebagai Menteri BUMN belum mendapatkan keputusan itu,” kata Erick saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa lalu, 16 Agustus 2022.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan pemerintah masih merampungkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191/ 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang ditargetkan selesai pada bulan ini sebagai petunjuk teknis (Juknis) pembatasan pembelian BBM bersubsidi di tengah masyarakat.
Beleid itu diperlukan, menurut Arifin, agar pemerintah bisa memutuskan kebijakan akhir ihwal harga dan kuota BBM subsidi tersebut. “Kita harus ubah Perpres dulu, mudah-mudahan (bulan ini) karena harus sosialisasi dulu,” tuturnya.
Kabar terakhir disampaikan oleh Luhut Binsar Panjaitan. Ia mengatakan bahwa pekan depan Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengumumkan soal kenaikan harga BBM bersubsidi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu mengungkapkan kenaikan harga Pertalite dan Solar dilakukan lantaran pemerintah telah memberi subsidi yang besar untuk energi hingga membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) begitu kuat.
"Nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan, mengenai apa bagaimana kenaikan harga ini," ujar Luhut di Universitas Hasanuddin, Makassar, seperti dikutip dalam video YouTube pada Jumat, 19 Agustus 2022.
Luhut berujar presiden sudah mengindikasikan bahwa pemerintah tidak mungkin mempertahankan besarnya subsidi energi. Pasalnya, harga BBM di Indonesia saat ini adalah yang termurah di dunia. "Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban APBN yang besar kita," ucapnya.
BISNIS | RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.