Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia, Friderica Widyasari Dewi mengatakan saham syariah tidak hanya digemari umat muslim.
Baca juga: BEI Bidik 100 Ribu Investor Saham Syariah 2019
"Sisa saya sampaikan juga syariah itu tidak cuman digemari oleh umat muslim, tapi dari yang non muslim juga gemar," kata Friderica saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia, Sabtu, 9 Februari 2019.
Menurut Friderica, investor memilih saham syariah karena dipandang lebih prudent. Jika terjadi gejolak, saham syariah relatif tidak ikut terkena dampak dibandingkan saham non-syariah.
"Jadi kalau lihat pergerakan Jakarta Islamic Index itu lebih bagus dari LQ 45," ujarnya.
Hal itu sampaikan Friderica usai peluncuran Buku Pasar Modal Syariah karya Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh. Buku tersebut, dibuat penulis, karena saat ini masih minim referensi mengenai pasar modal syariah. Buku tersebut Irwan siapkan selama tiga bulan.
Menurut Friderica, prospek investasi syariah ke depan masih bagus. Hal itu karena, dia melihat kalau investasi harus di lihat dari sisi fundamentalnya.
"Emiten-emiten kami fundamentalnya baik dan sekarang apa kami lihat dari kemarin laporan keuangan yang banyak membukukan keuntungan," ujar dia.
Menurut dia, saat ini bisa dilihat 60 persen lebih sudah memilih emiten yang masuk daftar efek syariah.
Adapun Irwan Abdalloh mengatakan investasi syariah di pasar modal akan terus tumbuh. Dia mengatakan saat ini investor saham syariah sudah mencapai 50 ribu.
Pada akhir 2019, Irwan yakin bisa mencapai 100 ribu investor. "Sekarang investor syariah 50 ribuan. Akhir tahun bisa 100 ribu saja sudah luar biasa dan saya optimistis," kata Irwan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini