Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Tutupnya JD.ID dinilai menandai ketatnya persaingan pemain e-commerce.
JD.ID tutup sebagai bagian dari strategi JD.com untuk membangun jaringan distribusi lintas negara.
Persaingan e-commerce disebut cenderung berupa perang diskon dan bonus yang disokong modal jumbo.
JAKARTA – Berakhirnya layanan JD.ID mulai akhir Maret 2023 menandai semakin ketatnya persaingan pemain marketplace (lokapasar) di Indonesia. Beban bisnis tanggungan para penyedia toko daring atau e-commerce, termasuk JD.ID, diperkirakan semakin tinggi akibat ancaman resesi global. Di tengah pemulihan ekonomi pasca-pandemi pun, industri digital juga menghadapi tenggat pengembalian investasi kepada investor.
“Saat ini wajar bila perusahaan mengurangi atau mengganti fokus bisnisnya,” ujar Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga, kepada Tempo, kemarin.
Kemarin, JD.ID mengumumkan mengakhiri layanannya pada Maret 2023. Bernama resmi PT Jingdong Indonesia Pertama, JD.ID yang muncul dari kongsi JD.com, raksasa e-commerce asal Cina, dengan Provident Capital dari Singapura itu akan berhenti menerima pesanan secara permanen mulai 15 Februari nanti. Aktivitas operasional perusahaan baru ditutup total pada akhir bulan berikutnya. Dalam pernyataan resmi JD.ID, manajemen mengingatkan pembeli agar segera merampungkan segala transaksi sebelum tenggat penutupan layanan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo