Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan alasan uji coba perusahaan penyedia jasa telekomunikasi asal Amerika Serikat, Starlink dilakukan di Ibu Kota Nusantara atau IKN. Menurut dia, Starlink memiliki teknologi satelit, sehingga pelaksanaan uji cobanya perlu dilakukan di daerah yang minim infrastruktur telekomunikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masa uji coba di Jakarta. Mesti di daerah minim infrastruktur telekomunikasi, paten atau enggak ini barang," katanya usai menghadiri Halal Bihalal Kominfo di Lapangan Anantakupa Kominfo, Selasa, 16 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan bahwa pemerintah bakal memberikan kesempatan yang sama kepada perusahaan telekomunikasi manapun untuk masuk ke Indonesia. Namun, ujarnya, perusahaan telekomunikasi itu harus memenuhi regulasi yang ada di Indonesia.
Ia menyebut rencana uji coba Starlink di IKN itu berlangsung pada Mei 2024. Ia berharap ketika upacara peringatan 17 Agustus di IKN, Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, Starlink sudah bisa beroperasi.
"Kalau uji coba berjalan baik dan uji laik operasi sudah kami keluarkan, kami izinkan Starlink beroperasi," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Wayan Tony Supriyanto mengungkapkan bahwa Starlink sudah mulai memenuhi izin untuk beroperasi di Indonesia.
Wayan menyebutkan saat ini ada dua izin yang diajukan oleh Starlink di Indonesia. Dua izin itu untuk penggunaan teknologi VSAT dan izin sebagai penyedia telekomunikasi atau Internet Service Provider (ISP).
"Untuk yang VSAT itu, mereka sudah membangun hub dan semuanya dan stasiun perangkatnya sudah izin juga ke SDPPI," kata Wayan di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu, 3 April 2024, seperti dikutip dari Antara.
Adapun untuk izin sebagai penyedia jasa telekomunikasi, kata Wayan, masih berproses untuk perjanjian kerja samanya.
Jika semua syarat perizinan telah dipenuhi, menurut dia, maka Starlink Indonesia baru bisa menyediakan layanan kepada masyarakat selayaknya penyelenggara telekomunikasi lainnya di Tanah Air.
Lebih jauh, ia menjelaskan juga bahwa Starlink Indonesia akan menggunakan skema penjualan Bussiness to Consumer atau B2C untuk kemudian membahas Uji Laik Operasi (ULO). Ia memperkirakan Starlink bakal melakukannya setelah periode Lebaran 2024 selesai.