Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah beregerak melemah pada Selasa 16 Mei 2023. Berada di level Rp 14.825 per dollar AS melemah hingga 20 poin dari level hari sebelumnya yang berada di Rp 14.805 per dollar AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah turut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data ekonomi dari mitra dagang utama Cina menunjukkan produksi industri dan penjualan ritel tumbuh kurang dari yang diharapkan pada bulan April.
"Pembacaan yang muncul setelah beberapa indikator ekonomi yang lemah awal bulan ini, menunjukkan pemulihan yang terhuyung-huyung di ekonomi terbesar Asia, bahkan setelah negara melonggarkan sebagian besar tindakan anti-Covid awal tahun ini," kata Ibrahim, Selasa 16 Mei 2023.
Tetapi, kata Ibrahim, pelemahan rupiah ini berbanding terbalik dengan kondisi di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 diprediksi akan berada di atas 5 persen.
"Hal tersebut didukung oleh reformasi struktural yang dilakukan Indonesia dan memberikan bantalan dari gejolak di luar negeri," katanya.
Selanjutnya: kampanye pemilu yang mulai intensif di kuartal IV-2023
Selain itu, faktor pendorong lainnya yang dapat meningkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu berada pada sektor pariwisata yang terus mendekati tren normal seiring dengan berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di akhir tahun 2023.
"Serta adanya kegiatan kampanye pemilu yang mulai intensif di kuartal IV-2023," katanya.
Ibrahim melihat masih akan terjadi pelemahan pada pergerakan rupiah hari ini. "Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 14.800- Rp 14.860," kata Ibrahim.
Pilihan Editor: Rupiah Menguat Setelah Indeks Manufaktur New York Terkontraksi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini