Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Seluruh wilayah di Nusa Tenggara Barat atau NTB sudah terjangkau layanan jaringan listrik. Terakhir, PLN Unit Induk Wilayah atau UIW NTB menyelesaikan jaringan listrik di Desa Sarae Ruma dan Desa Pusu di wilayah selatan yaitu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut General Manager PLN UIW NTB Rudi Purnomoloka, 100 persen desa di NTB telah berhasil dialiri listrik. ''Tapi perjuangan masih panjang dan berat karena harus mengaliri listrik seluruh dusun. Sampai Maret 2019 lalu, rasio elektifikasi telah mencapai 94,5 persen. ''Hingga ke pelosok terpencil,'' kata Rudi Purnomoloka.
PLN UIW NTB sedang menyelesaikan pembangunan jaringan ke Dusun Punik, Batulanteh, Sumbawa. Ini merupakan upaya meningkatkan Rasio Eleltrifikasi. Harapannya akhir tahun ini sudah 99,9 persen.
Aliran listrik ini merupakan salah satu dari delapan program unggulan pada misi pertama yaitu NTB Tangguh dan Mantap melalui program Gemilang Infrastruktur pasangan Gubernur Zulkieflimansah - Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah.
Ia mengatakan rasio elektrifikasi merupakan salah satu indikator kemajuan suatu daerah dengan dihitung dari banyaknya jumlah kepala keluarga yang telah menjadi pelanggan PLN. Rudi menyebutkan pada tahun 2018, pelanggan PLN UIW NTB sebanyak 1,3 juta pelanggan dengan tingkat pertumbuhan sebesar 12,51 persen dari 2017. "Ini merupakan capaian tertinggi selama kurun waktu empat tahun terakhir," ujarnya.
Segmen pelanggan rumah tangga yang digunakan sebagai dasar perhitungan ratio elektrifikasi tersebut sebanyak 1,28 juta. Ia menjelaskan, pelanggan dengan tarif ini mendominasi atau 94,8 persen dari komposisi pelanggan PLN di Wilayah NTB. Jika pada 2018 ratio elektrifikasi mencapai 93,2 persen maka pada bulan Maret 2019, telah meningkat menjadi 94,05 persen. Sementara target yang ingin dicapainya pada akhir tahun 2020 adalah 99,99 persen.
Untuk mencapai target tersebut, PLN telah meluncurkan program Listrik Pedesaan melalui pembangunan jaringan baru. PT. PLN di NTB juga telah mempersiapkan beberapa pembangkit untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dengan total daya 250 MW di lokasi tersebar. Beberapa pembangkit yang sudah dan akan segera dioperasikan yaitu PLTMG Lombok Peaker, PLMTG Sumbawa dan PLTMG Bonto.
Guna mengamankan listrik Sistem Sumbawa di Pulau Sumbawa, maka PLTMG 50 Mega Watt atau MW Bima akan segera dioperasikan. Pembangkit yang dibangun di Kelurahan Kolo, Kecamatan Asakota, Bima tersebut sudah mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO), sehingga layak dioperasikan, kata Asisten Manajer Komunikas PT PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Lalu Irlan Jayadi. Diharapkannya, dengan beroperasinya pembangkit listrik tersebut, maka rasio elektrifikasi Indonesia pada 2019 ditargetkan lebih dari 99 persen.
Irlan menyebutkan dengan masuknya PLTMG Bima unit 1, 2, dan 3, total kapasitas pembangkit listrik yang ada di NTB saat ini mencapai 356 MW.
Sejumlah proyek infrastruktur ketenagalistrikan di NTB, juga sudah mendapat SLO. Diantaranya Gardu Induk 70 kilo Volt (kV) Bonto, Gardu Induk 70 kV Bima Extension, Gardu Induk 70 kV Alas, dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 kV Alas-Taliwang.
Ada juga empat proyek pembangkit listrik di NTB yang sedang proses penerbitan SLO.
Di Pulau Lombok sendiri terdapat dua proyek saluran tegangan tinggi atau SUTT 150 KV yang sedang proses prakonstruksi. Yaitu jalur transmisi SUTT 150 kV Jeranjang-Sekotong. Dan jalur transmisi SUTT 150 kV Mataram-Mantang.
Baca berita tentang PLN lainnya di Tempo.co.