Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo menerima enam orang delegasi Asian Development Bank (ADB) yang dipimpin langsung oleh presidennya Takehiko Nakao di Istana Negara, Jakarta, Jumat 12 Februari 2016.
Dalam pertemuan, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, menerima enam orang delegasi ADB secara langsung
Belum ada keterangan resmi dari Istana Negara mengenai tujuan dan materi bahasan bersama ADB. Namun dalam beberapa kali kesempatan ADB berencana memberikan pinjaman. Pada Desember lalu Bank Pembangunan Asia itu mengucurkan pinjaman bagi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pinjaman itu untuk meningkatkan sistem transmisi dan distribusi listrik di Sumatra senilai US$ 600 juta atau setara Rp 8,22 triliun.
Program ini menggunakan pendekatan pinjaman berbasis hasil. Artinya, dengan mengaitkan pencairan pinjaman pada hasil yang dicapai, bukan pada pengeluaran yang terjadi.
Skema pinjaman tersebut merupakan yang pertama di Indonesia, serta yang pertama di dunia untuk sektor energi. Pinjaman ini juga merupakan pinjaman langsung pertama ke badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia dengan jaminan dari negara.
Berdasarkan catatan, plafon pinjaman ADB meningkat sejak 2014. Pada saat itu, pinjaman ADB tersalurkan USD710 juta. Kemudian, pinjaman itu naik menjadi USD1,5 miliar. Pada 2016, ADB berkomitmen menyalurkan pinjaman USD2,0 miliar.
ADITYA BUDIMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini