Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat dalam perdagangan akhir pekan ini, rupiah ditutup menguat 40 poin.
"Walaupun sebelumnya sempat melemah 45 poin di level Rp 14.350 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.391," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis Jumat, 7 Januari 2022.
Dia juga mencatat indeks dolar menguat hari ini.
Salah satu faktor yang dia soroti, yaitu utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo alias Jokowi kembali membengkak. Berdasarkan laman APBN KiTa Kementerian Keuangan terbaru atau per akhir November 2021, utang pemerintah sudah menembus Rp 6.713,24 triliun.
Utang tersebut bertambah cukup signifikan apabila dibandingkan posisi utang pemerintah pada penghujung Oktober 2021 yakni Rp 6.687,28 triliun. Artinya, dalam sebulan, utang negara sudah bertambah sebesar Rp 25,96 triliun. Penyebabnya adalah terfokusnya anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19 yang cukup besar.
Dengan bertambahnya utang pemerintah, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) juga mengalami kenaikan. Pada November 2021, rasio utang terhadap PDB adalah 39,84 persen, sementara sebulan sebelumnya yakni 39,69 persen.
"Oleh karena itu, pelaku pasar optimistis bahwa pemerintah masih sanggup membayar utang plus bunganya," ujarnya.
Sebagai tolak ukurnya, kata dia, adalah pertumbuhan ekonomi yang terus menggeliat akibat stabilitas politik yang stabil sehingga pemerintah bisa membayar sebagian utang dan bunganya.
Utang pemerintah Indonesia saat ini paling besar dikontribusi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) domestik yakni sebesar Rp 5.889,73 triliun yang terbagi dalam Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Selain SBN domestik, pemerintah juga berutang melalui penerbitan SBN valas yakni sebesar Rp 1.274 triliun per November 2021. Utang pemerintah lainnya bersumber dari pinjaman yakni sebesar Rp 823,81 triliun meliputi pinjaman dalam negeri sebesar Rp 12,48 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp 811,03 triliun.
Baca Juga: 2 Faktor yang Sebabkan Rupiah Melemah: Rilis the Fed dan Penyebaran Covid-19
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini