Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -PT Asuransi Jiwa Sequis Life mencatat kinerja keuangan tahun 2017 yang positif. Presiden Direktur dan CEO Sequis Life, Tatang Widjaja, menyebut pertumbuhan pendapatan resmi perusahaannya ditopang oleh penjualan produk tradisional sebesar 60,90 persen dan produk link sebesar 39,10 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami optimistis unit link dapat mencapai pertumbuhan premi bisnis baru 20 persen dengan memberikan porsi produk link dan tradisional untuk distribusi dari jalur keagenan sebesar 50 persen banding 50 persen,” ujar dia saat konferensi pers di Gedung Sequis Center, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga menyebut pengembangan distribusi melalui agensi, Sequis Online, serta Group Employee Business masih berpeluang tinggi.
Menurut pemaparan Tatang, perusahaannya mencatat total pendapatan premi netto tahun 2017 sebesar Rp 3,01 triliun, naik 4 persen dibanding tahun 2016. Pencapaian total pendapatan itu merupakan kontribusi dari total premi bisnis baru sebesar Rp 665 miliar.
Kemudian, total dana kelolaan tahun 2017 sebesar Rp 18,26 triliun, naik 14 persen dibanding tahun sebelumnya. Lalu untuk laba netto juga mengalami peningkatan sebesar 27 persen atau Rp 1,01 triliun.
Peningkatan juga dialami oleh total laba komprehensif tahun 2017 senilai Rp 1,35 triliun atau 58 persen. Tatang juga menyebut Sequis Life mencatat rasio solvabilitas atau RBC pada posisi 784 persen, di atas ketentuan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 120 persen.
“Pertumbuhan positif dari Sequis ini tidak lepas dari kontribusi serangkaian program pelatihan dan pengembangan kualitas kinerja age,” ungkap dia.
Tatang juga menyebut pertumbuhan positif itu juga dampak dari pengelolaan manajemen keuangan yang mengedepankan prinsip kehati-hatian. Ia mengatakan saat ini fokus perusahaannya adalah mempersiapkan diri untuk melakukan transformasi digital di berbagai sistem pelayanan bisnis.
“Kami mengalokasikan sekitar 10 juta dolar AS untuk pengembangan digital. Dalam 2-3 tahun kami akan sudah siap menyongsong digitalisasi industri khususnya industri asuransi,” tutur dia.