Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Survei terbaru Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mencatat 68 persen UMKM mengalami kenaikan pendapatan bulanan setelah bergabung dengan dompet digital OVO. Rata-rata peningkatan pendapatan per bulannya mencapai 27 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"OVO membantu perkembangan usaha UMKM," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah dalam rilis hasil survei dampak sosial ekonomi penggunaan OVO oleh UMKM di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Survei ini digelar di 12 kota di 8 provinsi dan melibatkan 2.001 responden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CORE mencatat perubahan struktur pendapatan UMKM, sebelum dan sesudah bergabung dengan OVO. Jumlah UMKM dengan pendapatan rendah (di bawah Rp 35 juta per bulan) turun dari 69 persen menjadi 62 persen.
Akan tetapi, jumlah UMKM dengan pendapatan sedang (Rp 35 juta sampai Rp 100 juta per bulan) naik dari 27 persen menjadi 33 persen. Lalu, jumlah UMKM dengan pendapatan tinggi (di atas Rp 100 juta per bulan), naik dari 4 persen menjadi 5 persen.
Kenaikan pendapatan terjadi karena transaksi harian di UMKM juga naik usai menggunakan OVO. CORE mencatat 70 persen UMKM mengalami peningkatan transaksi harian setelah bergabung dengan OVO. Rata-rata kenaikan transaksi penjualan hariannya mencapai 30 persen.
Survei ini juga mencatat perubahan transaksi UMKM, sebelum dan sesudah bergabung dengan OVO. Jumlah UMKM dengan transaksi rendah (20 per hari) turun dari 31 persen menjadi 24 persen.
Akan tetapi, jumlah UMKM dengan transaksi sedang (20 sampai 75 per hari) justru naik dari 42 persen menjdi 45 persen. Sementara, UMKM dengan transaksi tinggi (75 per hari) meningkat dari 27 sampai 31 persen.