Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HARI masih gelap. Sabtu, dua pekan lalu, Yuli dan 16 mahasiswa pencinta alam yang berasal dari berbagai kampus itu masih pulas tertidur. Mereka kelelahan setelah melakukan latihan panjat dinding hingga tengah malam. Tiba-tiba, mereka dikejutkan bunyi ledakan berkali-kali. Belum lagi menyadari apa yang terjadi, tercium bau di sekretariat Himpunan Pencinta Alam Universitas Nasional, tempat ia dan teman-temannya merebahkan diri. Ada gas air mata. ”Kami langsung berhamburan ke luar,” kata Yuli, mahasiswa Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo