Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Cerita Istri KDRT di Depok Soal Rincian Pengeluaran Rp 150 Juta

PB menduga kasus KDRT di Depok yang berujung saling lapor itu berawal dari hubungan suaminya dan adik iparnya yang sedang bermasalah.

31 Mei 2023 | 08.48 WIB

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perbesar
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Depok - PB, istri yang sempat ditahan karena kasus KDRT yang saling lapor di Depok ungkap soal pengeluaran uang Rp 150 juta yang dipermasalahkan suami. Dari uang itu, hanya tersisa Rp 200 ribu di rekening untuk makan esok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kalau Rp 150 jutanya itu betul, karena suami saya kalau transfer, ini saya transfer Rp 150 juta, enggak, 10 (juta) dulu, 5 (juta) atau mungkin 2 (juta), ya sesuai memang. Apa yah, gini, saya tuh kalau transfer ya, segini dulu ya ndah, ya enggak apa-apa alhamdulillah," kata PB dikutip dari channel Youtube Uya Kuya, Selasa, 30 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PB mengakui jika pengeluaran keluarganya memang banyak, mulai dari dirinya, suami dan anak-anaknya, karena memiliki rumah di Cinere dan villa keluarga di Bogor.

"Semua ada ART, tukang kebun, ada sopir dua, ada maintenance rumah, untuk belanja bulanan di rumah, bahan-bahan pasar, itu kan memang saya yang pegang," paparnya.

Pada waktu itu, dia dan suami sedang membangun rumah dan merencanakan membuat kitchen set yang harus diorder khusus.

"Kita harus cari barang, survei dulu, pokoknya banyak yang memang dijalanin butuh pengeluaran, dan memang lagi bangun rumah dan ada tukang, yang mingguan tukang berapa, untuk sopir pun ada uang makan mingguan, bulanan juga ada, bayar material, terus keperluan tukang juga saya," terangnya.

PB mengaku bingung jika ditanya ke mana uang Rp 150 juta itu karena suaminya juga tahu berapa banyak kebutuhan mereka. Terkadang suaminya pun minta PB untuk menunggu karena uangnya belum masuk.

Pernah Uang di Rekening Hanya Tersisa Rp 200 Ribu

Perempuan itu mengatakan di rekeningnya pernah hanya ada Rp 200 ribu, meski sang suami adalah pengusaha yang sukses.

"Tapi kami jalanin berdua. Misalnya begini, ndah belum ada uang masuk lagi ayah, udah cukup, alhamdulillah ada untuk masak besok, yang penting di vila bisa masak di rumah bisa masak," papar PB.

Menurutnya wajar bila istri meminta ke suami, tapi dia tidak pernah menuntut sesuatu harus ada saat itu juga.

"Saya aja tidak menginikan untuk harus kebutuhan bulanan saya sekian, untuk skin care, kalau misalnya yah bunda ke sini ya lagi ada uang, ya silakan ayah lagi ada, saya tidak pernah menuntut hal-hal yang seperti itu kan," ujar PB yang sempah ditahan namun mendapat penangguhan penahanan setelah kasus kekerasan antarsuami istri itu viral.

Bukan hanya Rp 150 juta, kata PB, suaminya juga pernah memberikan uang Rp 200 juta sebulan. "Pengeluaran kami memang besar dan suami saya tahu itu," kata PB.

Ihwal pertengkaran uang Rp 150 juta itu, PB menjelaskan dua hari sebelum peristiwa KDRT, ada tukang bersih kolam yang menanyakan uang bulanannya. Di rekening PB ada simpanan Rp 10 juta yang sebenarnya disiapkan untuk DP kitchen set.

"Jadi kalau untuk membayar kolam ini tidak cukup, terus suami saya bilang, kemarin yang ditransfer habis? Memang kan untuk bayar mingguan sopir saya bilang begitu, udah suami saya transfer lagi, udah itu cukupi ya. Dua hari sebelumnya suami saya bilang tolong ya dicatat ya rinciannya ini, iya saya catat," jelas PB.

Setelah itu, suami PB mengirimkan bukti-bukti transfer yang totalnya Rp 150 juta pada Februari. PB mengatakan pada suaminya bahwa uang tersebut dikurangi dengan uang pokok satu bulan.

"Sekitar 70 sekian lah, adalah selisih di situ terus saya bilang, yang selisihnya tunggu dulu ya, bunda itung dulu, saya mulai rinciin, total lah pada bulan ini sampai hari ini sekian, berarti kan sudah kelihatan ya nominal transfer, karena di m-banking itu kan cuma bisa bukti transfer, debit dan tarik tunai itu tidak ada, suami saya tidak masalah pada saat itu," kata PB.

PB menduga kasus KDRT di Depok yang berujung saling lapor itu berawal dari hubungan suaminya dan adik iparnya yang sedang bermasalah. Sepekan sebelum peristiwa PB dan suaminya bertikai, sang suami berkeluh kesah, dan saat suami PB sedang ada masalah dilimpahkan ke istrinya itu. "Limpahan amarahnya, caci makinya ke saya, hampir selalu," kata PB.

Akibat kasus KDRT yang menarik perhatian masyarakat itu, PB dan suaminya kini menjadi tersangka setelah keduanya saling lapor. Polda Metro Jaya menemukan sang suami berinisial B sebelumnya juga pernah dilaporkan atas dugaan KDRT pada 2016.    

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus