Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat hukum Ananda Sukarlan, Dendy Zuhairil Finsa, mengatakan foto dan pesan tentang Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon, yang diunggah kliennya di Twitter melalui akun @anandasukarlan, tidak mengandung unsur ujaran kebencian. Tujuan kliennya me-retweet foto makan bersama Fadli dengan Prabowo Subianto dan beberapa lelaki adalah mencari kebenaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ananda tidak mengunggah langsung foto Fadli Zon dengan orang yang itu,” kata Dendy, yang juga aktivis di Lembaga Bantuan Hukum GP Ansor, Sabtu, 3 Maret 2018. Karena itu, Dendy mempertimbangkan melaporkan balik Fadli Zon ke polisi dengan tuduhan menyebarkan ujaran kebencian, seperti laporan Wakil Ketua DPR itu terhadap kliennya. "Kami juga sedang mempertimbangkan langkah serupa dalam hal terhadap kiriman Fadli Zon yang mengandung hate speech dan provokasi," ucapnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Ananda Sukarlan Siap Laporkan Balik Fadli Zon ...
Dilaporkan Fadli Zon ke Polisi, Siapa Ananda ...
Fadli melaporkan Ananda ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri dengan tuduhan mengunggah hoax melalui @anandasukarlan. Hoax yang dimaksud Fadli adalah foto pertemuannya dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan kelompok The Family Muslim Cyber Army atau The Family MCA, tersangka penyebar isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta ujaran kebencian. "Saya melaporkan atas hoax dan pencemaran nama baik saya dan Bapak Prabowo," ujar Fadli di Bareskrim Polri, Jumat, 3 Maret 2018.
Ananda, kelahiran Jakarta, 10 Juni 1968, adalah pianis dan komponis musik klasik di Indonesia dan dunia. Namanya masuk buku The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century tentang 2.000 orang yang berkontribusi terhadap musik dunia. Ia satu-satunya orang Indonesia yang namanya masuk buku tersebut.
Ia pernah walk out ketika Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan memberikan pidato sambutan dalam acara peringatan 90 tahun berdirinya Kolose Kanisius pada November 2017. Disebut sebagai pendukung Basuki Tjahaja Purnama dan gagal move on karena jagonya kalah dalam pilkada DKI, ia mengunggah video tentang syndrome tourette dan asperger pada 14 November 2017 sebagai klarifikasi.
Bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia, Ananda dijanjikan akan diberikan bantuan hukum oleh partai tersebut terkait dengan laporan Fadli Zon.
IMAM HAMDI | TAUFIQ SIDDIQ