Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Abdul Ghani 69 tahun, mengatakan putranya yang kini disangkakan sebagai terduga teroris Cilincing, yakni Muhammad Arshad (21) kerap berdiam diri di rumah jika tidak sedang bekerja. Arshad yang bekerja sebagai buruh pabrik tersebut disebut jarang bergaul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau di lingkungan sini dia enggak pernah bergaul," ujar Abdul Ghani di rumahnya, Jalan Belibis V, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Senin, 23 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sikap pendiam juga ditunjukkan oleh Arshad kepada orang tuanya. Menurut Abdul, anak ke sembilannya itu memang tertutup. "Kalau ditanya mau kemana? Diam saja jalan, ngeluyur saja, enggak jawab," kata dia.
Muhammad Arshad ditangkap pagi ini rumah Abdul Ghani. Penangkapan dia berbarengan dengan sejumlah terduga teroris lain dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di kawasan Bekasi. Dari rumah Arshad, Bahan peledak jenis Triaseton Triperoksida atau TATP ditemukan oleh anggota Densus 88 Antiteror Polri.
Walau jarang bergaul di lingkungan Semper Barat, Abdul mengatakan bahwa anaknya memiliki kegiatan seperti pengajian setiap akhir pekan. Arshad disebut rutin pergi ke Bekasi untuk mengikuti pengajian itu. "Malam Minggu biasanya di Bekasi," kata dia terkait anaknya yang diduga sebagai teroris Cilincing.