Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keributan terjadi dalam sidang parlemen Prancis setelah seorang legislator sayap kanan dituduh meneriakkan "kembali ke Afrika" kepada seorang rekan kulit hitam yang mengajukan pertanyaan tentang kedatangan migran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Al Jazeera Jumat 4 November 2022, anggota parlemen Carlos Martens Bilongo dari partai sayap kiri Prancis, Unbowed, mempertanyakan pemerintah Prancis mengapa sebuah kapal penyelamat yang membawa ratusan penumpang di Laut Mediterania belum dapat berlabuh di manapun.
Badan amal telah meminta pemerintah Prancis untuk menerima mereka atau membantu menemukan solusi.
Bilongo disela oleh Gregoire de Fournas, anggota yang baru terpilih dari Rally Nasional, yang mengatakan, "Mereka harus kembali ke Afrika." Partai ini merupakan kubu sayap kanan anti-imigrasi.
Tak lama setelah peryataan de Fournas, suasana sidang menjadi gaduh karena banyak anggota parlemen yang marah. Komentar tersebut memicu kritik dan kecaman karena diduga de Fournas mungkin secara langsung menargetkan Bilongo dengan kata-katanya. Sebab, dalam bahasa Prancis kata ganti "dia" dan "mereka" diucapkan sama.
Presiden majelis rendah parlemen Prancis Yaël Braun-Pivet kemudian menangguhkan sesi legislative dan menegaskan komentar itu akan diselidiki.
De Fournas membela komentarnya dan menuduh lawan "manipulasi", dan partainya juga membantah serangan pribadi terhadap Bilongo. De Fournas kemudian meminta maaf kepada Bilongo atas "kesalahpahaman yang disebabkan oleh komentarnya".
“Dia jelas berbicara tentang para migran yang diangkut dengan kapal oleh LSM”, pemimpin Reli Nasional Marine Le Pen mencuit. "Kontroversi yang diciptakan oleh lawan politik kita tidak akan menipu Prancis."
Namun, Perdana Menteri Elisabeth Borne mendesak majelis untuk memberikan sanksi kepada anggota parlemen sayap kanan dengan mengatakan, "rasisme tidak memiliki tempat dalam demokrasi kita".
Bilongo menyebut komentar itu "memalukan". “Hari ini saya dikirim kembali ke warna kulit saya. Saya lahir di Prancis. Saya seorang wakil rakyat Prancis,” katanya.
Stephane Sejourne, yang memimpin partai tengah Presiden Emmanuel Macron, mengatakan de Fournas harus mengundurkan diri, sementara aliansi sayap kiri Nupes mengatakan dia harus diusir.
Sebuah komite parlemen akan bertemu Jumat ini untuk membahas insiden itu, yang dapat membuat de Fournas dihukum dengan pengucilan sementara dari majelis.
Partai Renaissance Macron yang berhaluan tengah akan menolak untuk menghadiri sesi lebih lanjut kecuali dewan Prancis mengeluarkan "hukuman berat", kata wakil presidennya di parlemen Sylvain Maillard di Twitter.
AL JAZEERA