Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badai Ana menewaskan sedikitnya 86 orang di Afrika bagian selatan dan timur, dengan operasi pemulihan masih berlangsung saat badai lain yang lebih parah mengancam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badai tropis ini melewati Madagaskar pada 22 Januari menambah hari-hari curah hujan yang sudah tinggi. Negara itu mengumumkan keadaan bencana pada Kamis malam, 27 Januari 2022, melaporkan peningkatan jumlah korban tewas menjadi 48 akibat tanah longsor dan bangunan yang runtuh atau hanyut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ana kemudian mendarat di Mozambik pada Kamis dan menyebabkan 18 orang tewas, sebelum pindah ke tengah Afrika ke Malawi, yang memicu pemadaman listrik besar-besaran. Korban tewas di Malawi 20 orang pada Kamis.
Di ketiga negara, Ana membuat ratusan ribu orang terdampak dan menyebabkan banjir dan kehancuran yang meluas, menurut PBB.
"Badai terbaru ini ... adalah pengingat bahwa krisis iklim adalah kenyataan yang sangat nyata," kata Maria Luisa Fornara, Perwakilan UNICEF di Mozambik.
Wilayah ini telah berulang kali dilanda badai dan topan dalam beberapa tahun terakhir, menghancurkan rumah, infrastruktur, dan tanaman serta membuat banyak orang mengungsi.
Dalam beberapa kasus, masyarakat yang masih dalam pemulihan terkena dampak lagi. Para ahli mengatakan badai menjadi lebih kuat dan lebih sering saat air menghangat karena perubahan iklim, dengan naiknya permukaan laut juga membuat daerah pesisir dataran rendah rentan.
Badai lain, yang dijuluki Batsirai, sekarang bergerak menuju pantai timur Afrika.
Badan Meteorologi Prancis pada Jumat menggambarkan Batsirai sebagai sistem kecil yang tidak memberikan ancaman langsung ke sekelompok pulau di sebelah timur Madagaskar, termasuk wilayah Reunion Prancis, karena masih beberapa hari lagi.
REUTERS
Namun, dikatakan evolusi intensitas dan lintasan Batsirai masih belum pasti. Institut Meteorologi Nasional Mozambik memperingatkan Batsirai masih memiliki potensi untuk berkembang menjadi badai tropis yang parah.