Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Bom Hantam Bus Pengawal Presiden Tunisia, 12 Tewas  

PM Tunisia menuding aksi itu dilakukan kaum teroris.

25 November 2015 | 18.44 WIB

Polisi berjaga di tempat kejadian ledakan bus di Tunis, Tunisia, 24 November 2015. Polisi belum bisa memastikan penyebab ledakan, apakah bom yang diledakkan atau bahan peledak ditembakkan ke bus tersebut. AP/Hassene Dridi
Perbesar
Polisi berjaga di tempat kejadian ledakan bus di Tunis, Tunisia, 24 November 2015. Polisi belum bisa memastikan penyebab ledakan, apakah bom yang diledakkan atau bahan peledak ditembakkan ke bus tersebut. AP/Hassene Dridi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Tunis - Sebuah ledakan bom bunuh diri menghantam bus yang sedang mengangkut pengawal Presiden Tunisia di Tunis, Selasa petang, 24 November 2015, waktu setempat, mengakibatkan sedikitnya 12 orang tewas. Menteri Dalam Negeri Tunisia menyebut insiden tersebut sebagai aksi teror.

Setelah penyerangan berlangsung di kawasan sibuk Mohame 5 Boulevard di Tunis tengah, Presiden Beji Caid Essebi menyatakan negara dalam keadaan darurat. "Negara dalam kondisi perang," ucapnya.

Seorang jurnalis lokal, Aymen Abderrahman, mengatakan ratusan polisi dan tentara menyerbu kawasan yang diserang bom. "Insiden itu terjadi di jantung kota," ucapnya kepada Al Jazeera melalui telepon. Dia menambahkan, "Orang-orang yang berada di kawasan tersebut menangis, sebab serangan bom ini pertama kali terjadi di jantung kota. Suara ledakan terdengar hingga ke luar kota."

Emir Sfaxi, seorang aktivis dan blogger Tunis, menguraikan lalu lintas macet dan militer berada di berbagai sudut kota seusai serangan. "Ada keonaran di sana," ucapnya kepada Al Jazeera sesaat setelah insiden. Dia menambahkan, peristiwa ledakan itu terjadi di dekat kantor Menteri Dalam Negeri.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab terhadap serangan mematikan tersebut. Namun Tunisia secara luas menjadi sasaran serangan kelompok militan setelah negeri itu dipuji menjadi contoh perubahan demokrasi sejak penggulingan Presiden Zine Abidine Ben Ali pada 2011.

"Ini adalah evolusi perilaku kaum teroris. Saat ini mereka menyerang simbol negara dan berlangsung di jantung ibu kota," kata Perdana Menteri Habib Essidi kepada wartawan.




AL JAZEERA | REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN





Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus