Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Singapura: Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri Singapura, harus memakai alat bantu pernapasan di unit perawatan intensif Singapore General Hospital pada Kamis, 26 Februari 2015.
Kakek 91 tahun itu masuk rumah sakit sejak 5 Februari lalu karena menderita pneumonia. "Para dokter telah memberinya antibiotik dan terus mengawasinya," demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Singapura.
Pernyataan itu keluar setelah tersebar rumor di media sosial bahwa Lee telah meninggal pada Rabu malam.
Lee telah mundur dari panggung politik, tapi kesehatannya terus dipantau karena dia masih dipandang sebagai tokoh yang berpengaruh di pemerintahan sekarang, yang dipegang Perdana Menteri Lee Hsien Loong, putra sulungnya.
Lee dianggap sebagai tokoh yang telah membangun Singapura menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Dia adalah pendiri People’s Action Party, yang berkuasa di Singapura sejak 1959.
Dalam buku yang terbit pada 2013, Lee mengaku merasa semakin lemah dari hari ke hari dan ingin segera mati.
Selama Tahun Baru Cina pada 2014 Lee masuk rumah sakit karena demam dan batuk. Pada 2013 dia masuk rumah sakit karena transient ischaemic attack, stroke ringan akibat penyempitan sesaat pembuluh darah otak, seperti yang pernah mendera Presiden Sukarno.
THE GUARDIAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini