Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pemakaman Bali Nine, Lirik Amazing Grace Diubah  

Para jemaat mengubah lirik Amazing Grace saat pemakaman salah satu pemimpin kelompok Bali Nine, Andrew Chan.

8 Mei 2015 | 13.07 WIB

Kerabat membawa peti mati Andrew Chan saat akan dilaksanakannya upacara pemakaman di Gereja Hillsong, Baulkham Hills, Sydney, Australia, 8 Mei 2015. (Don Arnold/Getty Images)
Perbesar
Kerabat membawa peti mati Andrew Chan saat akan dilaksanakannya upacara pemakaman di Gereja Hillsong, Baulkham Hills, Sydney, Australia, 8 Mei 2015. (Don Arnold/Getty Images)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Sydney - Lebih dari 1.500 orang memadati Gereja Hillsong di Baulkham Hills, Sydney, pada Jumat, 8 Mei 2015, untuk mengikuti upacara pemakaman pemimpin kelompok Bali Nine, Andrew Chan. Andrew Chan, 31 tahun, dieksekusi di Indonesia pada 29 April 2015 bersama tujuh terpidana mati kasus narkoba.

Dalam upacara itu, para jemaat menyanyikan lagu Amazing Grace. Lagu ini kabarnya dinyanyikan Chan saat dieksekusi dan menikahi kekasihnya, Febiyanti, sehari sebelum eksekusi. Oleh para jemaat, lirik lagu ini sedikit diubah. Kalimat "amazing grace, how sweet the sound" diubah menjadi "amazing grace, my chains are gone".

Panggung utama gereja dihiasi dengan karangan bunga kuning dan putih. Di atas meja yang berada di dekat mimbar, diletakkan seragam sepak bola Penrith Panthers. Chan mengenakan salah satu kaus tim tersebut ketika ia ditembak.

Pemimpin Gereja Salvation Army, David Soper, menyambut jemaat yang datang; termasuk keluarga Myuran Sukumaran, sesama anggota Bali Nine yang dieksekusi; dan istri Chan, Febiyanti. 

Dalam sambutannya, Soper menggambarkan emosi yang ia rasakan saat membantu Chan melewati saat-saat sebelum eksekusi. "Dalam beberapa momen berharga, saya kewalahan oleh cinta saya untuk dia," kata Soper. "Dia siap bertemu Penciptanya. Saya melihat kedamaian dan harapan. Saya melihat keindahan bersinar."

Kakak Andrew, Michael Chan, mengatakan saat ini menjadi hari untuk merayakan hidup adiknya. "Orang-orang layak mendapat kesempatan kedua dalam hidup, orang membuat kesalahan. Dia menunjukkan kepada kita bahwa setiap orang dapat mengubah dan berubah menjadi lebih baik," ujarnya.

Febiyanti sendiri akan membacakan surat terakhir yang ditulis Chan menjelang kematian, sebelum diakhiri dengan kremasi yang tertutup untuk umum.

ABC | MECHOS DE LAROCHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus