Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pesawat Rusia Ditembak, Pilot: Tidak Ada Peringatan  

Pilot Konstantin Murakhtin tidak menerima peringatan bahwa pesawat yang dikemudikannya melanggar wilayah udara Turki.

26 November 2015 | 16.32 WIB

Pesawat jet Russia ditembak jatuh oleh pembom Turki. express.co.uk
Perbesar
Pesawat jet Russia ditembak jatuh oleh pembom Turki. express.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Ankara - Seorang pilot yang selamat dari penembakan jet tempur Rusia oleh Turki pada Selasa, 24 November 2015, menyatakan tidak ada peringatan yang dibuat militer Turki sebelum melepaskan rudal ke arah mereka.

Konstantin Murakhtin, pilot Su-24 Rusia korban F16 Turki yang selamat, bersikeras tidak ada peringatan yang diberikan dan pesawat tidak melanggar wilayah udara Turki.

"Tidak ada peringatan, tidak dengan pertukaran radio atau visual sekalipun. Tidak ada kontak sama sekali," kata Murakhtin, seperti dilansir Express.co.uk pada 26 November 2015.

Murakhtin menjelaskan, dia jelas melihat pada peta yang menunjukkan posisinya saat itu berada di atas wilayah Suriah dekat perbatasan Turki.

"Kami terbang di ketinggian 6.000 meter. Cuaca begitu cerah saat itu, sehingga terlihat begitu jelas," ucapnya.

Pernyataan tersebut dibuat selepas Turki merilis rekaman suara peringatan kepada jet tempur Rusia tersebut. Turki menyatakan ada peringatan sebanyak sepuluh kali dalam kurun waktu lima menit kepada jet yang awalnya tidak diketahui kenegaraannya tersebut.

Pilot lain dari jet Rusia yang diidentifikasi sebagai Sergei Rumyantsev dilaporkan dibunuh tentara pemberontak Suriah yang menembaknya sesaat setelah mendarat menggunakan parasut.

Pernyataan Murakhtin ini didukung pejabat Amerika Serikat yang percaya jet tempur Rusia berada di wilayah udara Suriah saat ditembak jatuh.

Menurut orang dalam Amerika tersebut, hasil citra satelit AS menunjukkan jet berada di dalam wilayah udara Suriah saat penembakan.

Insiden tersebut telah membuat pemerintah Rusia kecewa. Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan "Turki menikam dari belakang" dan "Turki kaki tangan teroris". Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebutnya sebagai "provokasi yang direncanakan" Turki.

Namun Lavrov telah mengesampingkan pembalasan militer dengan mengatakan Rusia tidak akan berperang dengan Turki.

EKSPRESS | YON DEMA




Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Martha Warta Silaban

Martha Warta Silaban

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus