Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Denmark meminta kapal menghindari radius lima mil laut dari pulau Bornholm setelah terjadi kebocoran gas dari pipa Nord Stream 2 milik Rusia yang sudah tidak berfungsi. Kebocoran di area Laut Baltik ini diketahui pada Senin malam, 26 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Jerman mengatakan telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Denmark dan bekerja sama dengan penegak hukum setempat untuk mencari tahu apa yang menyebabkan tekanan pada pipa turun secara tiba-tiba. Kementerian energi Denmark menolak berkomentar.
Pada Senin malam, operator pipa Nord Stream 1, yang beroperasi dengan kapasitas berkurang sejak pertengahan Juni sebelum menghentikan pasokan sama sekali pada Agustus, juga mengungkapkan penurunan tekanan pada kedua jalur pipa gas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebabnya sedang diselidiki," kata Nord Stream AG di situsnya, tanpa mengungkapkan informasi lebih lanjut.
Pipa tersebut telah menjadi salah satu titik nyala dalam perang energi yang meningkat antara Eropa dan Rusia sejak Putin invasi ke Ukraina pada Februari yang telah memukul ekonomi utama Barat dan membuat harga gas melonjak.
"Kebocoran hari ini terjadi pada pipa Nord Stream 2 di wilayah Denmark," kata badan energi Denmark dalam sebuah pernyataan.
Ketua regulator jaringan Jerman, Klaus Mueller, mengatakan di Twitter bahwa penurunan tekanan di kedua pipa "menggarisbawahi penilaian regulator jaringan Jerman bahwa situasinya tegang."
Regulator mengatakan saat ini tidak diketahui apa yang menyebabkan penurunan tekanan, menambahkan peristiwa itu tidak berdampak pada keamanan pasokan di Jerman dan tingkat penyimpanan gas negara yang sekitar 91%.
Otoritas maritim Denmark telah mengeluarkan peringatan navigasi dan menetapkan zona di sekitar pipa Nord Stream 2 "karena berbahaya bagi lalu lintas kapal".
Operator Nord Stream 2 mengatakan tekanan dalam pipa, yang berisi beberapa gas yang disegel di dalamnya meskipun tidak pernah beroperasi, turun dari 105 menjadi 7 bar dalam semalam.
Pipa, yang dimaksudkan untuk menggandakan volume gas yang mengalir dari St. Petersburg di bawah Laut Baltik ke Jerman, baru saja selesai dan diisi dengan 300 juta meter kubik gas ketika Jerman membatalkannya beberapa hari sebelum invasi.
"Semalam, operator pendaratan Nord Stream 2 mencatat penurunan tekanan gas yang cepat di Jalur A dari pipa gas alam Nord Stream 2," kata operator Nord Stream 2 dalam sebuah pernyataan.
"Investigasi sedang berlangsung."
Negara-negara Eropa menolak seruan Rusia untuk mengizinkan pipa Nord Stream 2 beroperasi dan menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata. Rusia membantah melakukannya dan menyalahkan Barat atas kekurangan gas.
"Saat ini kami sedang melakukan kontak dengan pihak berwenang terkait untuk mengklarifikasi situasi. Kami masih belum memiliki kejelasan tentang penyebab dan fakta pastinya," kata pernyataan dari kementerian ekonomi Jerman.
Operator yang berbasis di Swiss, yang secara hukum ditutup, mengatakan telah memberi tahu semua otoritas terkait tentang kebocoran tersebut.
Eksportir gas Rusia Gazprom mengajukan pertanyaan tentang insiden tersebut kepada operator Nord Stream 2.
Rusia telah memotong pasokan gas ke beberapa negara dan juga menghentikan aliran melalui pipa Nord Stream 1, menyalahkan sanksi Barat karena menghambat operasi.
Presiden Vladimir Putin pada bulan September protes ke Barat karena menutup Nord Stream 2.
Kebocoran gas Senin terjadi sehari sebelum upacara peluncuran Pipa Baltik yang membawa gas dari Norwegia ke Polandia.
Proyek ini merupakan inti dari upaya Warsawa melakukan diversifikasi dari gas Rusia. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen akan melakukan perjalanan ke Polandia pada hari Selasa untuk menandai kesempatan tersebut.
Nord Stream 2 secara luas tidak populer di kalangan anggota parlemen Denmark dan negara itu pada tahun 2017 mengeluarkan undang-undang yang memungkinkannya untuk melarang proyek melewati perairan teritorialnya dengan alasan keamanan.
Namun Nord Stream 2 kemudian mengubah rute asli untuk mengarahkannya melalui zona ekonomi eksklusif Denmark, di mana veto ini tidak dapat diterapkan.