Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fisikawan Inggris, Stephen Hawking, telah dikremasi dan abunya akan dikubur di Westminster Abbey, London, Inggris, di dekat makam ilmuwan Isaac Newton. Hawking meninggal pada 14 Maret 2018 dalam usia 76 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilmuwan Inggris dan fisikawan teoritis, Stephen Hawking, menghadiri acara peluncuran untuk penghargaan baru bidang komunikasi sains, di London, Inggris, 16 Desember 2015. Hawking mengenyam pendidikan di University College, Oxford, dan gemar membawa buku-buku ilmu pengetahuan alam. REUTERS/Toby Melville
Dikutip dari newsinfo.inquirer.net pada Rabu, 21 Maret 2018, seorang juru bicara Westminster Abbey pada Selasa, 20 Maret, membenarkan kabar abu Hawking akan ditempatkan di sana dalam sebuah perayaan thanksgiving atau ucapan syukur pada tahun ini. Sedangkan Dekan Westminster Rev John Hall mengatakan sudah sepatutnya jenazah Hawking ditempatkan di Westminster Abbey, di dekat rekan-rekan sesama ilmuwan yang dihormati.
Dia mengatakan Newton dimakamkan di Westminster Abbey pada 1772. Ilmuwan Charles Darwin juga dimakamkan di sana pada 1882.
Hawking merupakan salah satu fisikawan dunia yang sangat berprestasi meski menderita amyotrophic lateral sclerosis atau ALS, yakni kondisi terserangnya sistem saraf yang bisa mematikan sel-sel di dalam otak dan sumsum tulang secara perlahan.
Stephen Hawking menghabiskan hampir seluruh hidupnya di kursi roda. Selain terkenal karena teori-teorinya, fisikawan dari Universitas Cambridge, Inggris, ini tercatat sebagai salah satu penderita ALS yang paling lama bertahan hidup.