Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Berita Tempo Plus

Ekonomi Jarak Pagar

Keluarga-keluarga miskin di pedalaman NTT—dipelesetkan menjadi ”Nasib Tidak Tentu” atau ”Nanti Tuhan Tolong” karena kerap terkena bencana alam, kekeringan, dan busung lapar terbiasa menggunakan biji jarak ditusuk lidi bak satai untuk penerangan malam hari.

1 Agustus 2005 | 00.00 WIB

Ekonomi Jarak Pagar
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

SERAYA membayangkan kerabat Julius Bobo di desa terpencil Sumba Barat yang tak terjangkau listrik, dan tak mampu membeli lilin atau minyak tanah, saya menyulut bijih-bijih jarak kiriman dari Nusa Tenggara Timur. Rangkaian tujuh biji jarak pagar terbakar, dan api tanpa asap bertahan sepuluh menit, juga aroma wangi kacang-kacangan merebak di ruang-an.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus