Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Alasan Tuli Dinilai Lebih Baik daripada Tuna Rungu

Tuli harus dituliskan dengan menggunakan huruf kapital 'T' lantaran merujuk pada sebuah identitas kelompok.

20 Desember 2022 | 21.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tuli merupakan sebuah identitas bagi sekelompok orang yang berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Lantaran itu, Tuli bagi mereka yang berbahasa isyarat bukanlah sebuah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan pendengaran, melainkan sebuah budaya berkomunikasi.

Arti Tuna Rungu

"Nah mungkin ada yang berpikir kalau tuli itu kasar (dibandingkan tuna rungu)... benar atau salah?... Tuna rungu merupakan istilah medis, Tuna berarti rusak dan rungu berarti pendengaran, yang berarti kami adalah orang dengan pendengaran yang rusak, karena pendengaran kami rusak kami dianggap harus diperbaiki telinganya seperti menggunakan ABD, koklea implan, ataupun operasi untuk menyembuhkan kami," kata aktivis Tuli sekaligus tutor parakerja, Muhammad Andika Panji, di Hotel Haris FX Sudirman, Kamis, 15 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mungkin bagi sebagian orang, kata Tuli terdengar kasar. Alasan ini timbul lantaran di era Undang Undang Penyandang Cacat Nomor 4 Tahun 1997, terminologi yang digunakan untuk mempresentasikan orang dengan keterbatasan fungsi pendengaran menggunakan kata tuna rungu. Sedangkan di era Undang-Undang Penyandang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016, terminologi jenis ragam disabilitas yang digunakan adalah disabilitas sensorik pendengaran atau kelompok ini menyebut diri mereka Tuli.

Tuli Merujuk pada Identitas

Tuli harus dituliskan dengan menggunakan huruf kapital 'T' lantaran merujuk pada sebuah identitas kelompok. Dalam terminologi ini, Tuli tidak lagi dipersepsikan sebagai kata sifat maupun sebuah hak personifikasi yang merujuk pada subjek orang atau benda. Tuli merupakan identitas diri yang merujuk pada penyebutan nama atau kelompok yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsekuensi dari cara berkomunikasi sehari-hari dan berinteraksi inilah yang kemudian membentuk sebuah nilai yang terlembaga dan membentuk budaya. Terdapat kesepakatan umum dalam cara berkomunikasi ini. Lantaran itulah berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat pada orang orang yang melakukannya dapat dipersepsikan sama dengan orang orang yang berbicara dengan bahasa ibu atau daerah asal mereka. Dengan demikian keberagaman cara berbahasa dan berkomunikasi ini harus dihormati dalam kehidupan bermasyarakat.

"Misalnya ada orang yang berbicara dengan bahasa Sunda, dengan beberapa orang yang mungkin tidak berasal dari tanah Sunda, atau ada orang yang menggunakan bahasa Jawa di daerah di luar pulau Jawa, ini harus dihormati bukan?" kata Panji.

Penerapan Bahasa Isyarat

Selain penyebutan yang berbeda bagi kelompok disabilitas sensorik pendengaran, penggunaan bahasa isyarat dalam kelompok ini juga masih terbagi menjadi dua. Pertama adalah bahasa Isyarat SIBI atau bahasa isyarat yang berakar dari bahasa isyarat asing misalnya American Sign Language.

Penerapan bahasa isyarat yang menggunakan satu tangan ini pun berbeda pada kehidupan sehari - hari. Misalnya, SIBI tidak menggunakan bentuk gestur tubuh terdekat untuk menggambarkan isyarat sebuah kata. Bagi kalangan akademisi, SIBI dianggap lebih halus dan sopan dibandingkan Bisindo.

Kelompok kedua menggunakan bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) yang berakar dari bahasa Indonesia. Selain menggunakan isyarat yang paling dekat dengan gestur tubuh, penerapan Bisindo dianggap sebagian kelompok lebih mudah dimengerti dan merepresentasikan fakta sebenarnya.

Baca: Asyiknya Bermain Tebak Kata Sekaligus Belajar Bahasa Isyarat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus