Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Bawaslu Temukan Adanya Indikasi Politik Uang dan SARA di Pilkada

Bawaslu menemukan spanduk provokasi di pilkada Kalimantan Barat.

11 Februari 2018 | 07.36 WIB

Para perwakilan partai politik membubuhkan cap tangan sebagai simbol menolak politik uang dan politisasi SARA yang diselenggarakan Bawaslu RI dalam menghadapi Pilkada 2018. Deklarasi dilakukan di Royal Hotel Kuningan, Jakarta, 10 Februari 2018. Tempo / Friski Riana
Perbesar
Para perwakilan partai politik membubuhkan cap tangan sebagai simbol menolak politik uang dan politisasi SARA yang diselenggarakan Bawaslu RI dalam menghadapi Pilkada 2018. Deklarasi dilakukan di Royal Hotel Kuningan, Jakarta, 10 Februari 2018. Tempo / Friski Riana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pengawas Pemilu Mochamad Afifuddin mengungkapkan ada beberapa wilayah peserta pemilihan kepala daerah yang sempat terindikasi politik uang dan politisasi suku, ras, dan agama (SARA) menjelang pilkada 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kalau indikasi misalnya menyentuh kampanye atau memobilisasi orang dengan isu SARA sudah mulai spanduk-spanduk yang arahnya ke politik identitas tertentu," kata Afif di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Sabtu, 10 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Afif mengatakan, spanduk provokasi tersebut sempat ditemukan di Kalimantan Barat. Namun, Bawaslu sudah memberikan rekomendasi kepada Satuan Polisi Pamong Praja setempat agar menurunkan spanduk-spanduk tersebut.

Adapun untuk penindakan pelaku yang memasangnya, Afif mengatakan belum bisa dilakukan karena belum masuk masa kampanye. Ia menegaskan, tindakan Bawaslu sebelum kampanye berorientasi pada pencegahan.

Sedangkan indikasi terjadinya politik uang, Afif menyebutkan hampir terjadi di Sulawesi Selatan. Saat itu, ada salah satu pasangan calon kepala daerah yang hendak melakukan jalan sehat sambil melakukan pengundian hadiah. Namun, hal itu akhirnya urung dilakukan setelah pasangan calon berkonsultasi dengan pengawas pemilu setempat.

"Jadi yang harus dipahami fungsi kita tidak hanya menindak tapi juga mencegah. Nah ini bagian dari sosialisasi pencegahan, itu amanat undang-undang juga," ujarnya.

Salah satu bakal calon kepala daerah di Sulawesi Selatan yang dimaksud Afif ialah pasangan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS). Keduanya hendak melaksanakan jalan sehat di 3.038 desa dan kelurahan di Sulsel, pada 14 Januari 2018.

Dalam kegiatan itu, mereka berencana melakukan pengundian hadiah dengan total hadiahnya mencapai Rp 8 miliar. Adapun hadiah yang dijanjikan berupa mobil, rumah, paket umrah, serta motor. Selain itu, ada juga bantuan untuk masjid serta tempat ibadah lainnya.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus