Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Hadiri Kampanye Ganjar-Mahfud di Solo, Anak Wiji Thukul Tagih Janji Jokowi Temukan Sang Ayah

Wani tampil membacakan salah satu puisi karya sang ayah, Wiji Thukul di gelaran kampanye terakhir Ganjar-Mahfud.

10 Februari 2024 | 14.09 WIB

Fitri Nganthi Wani (kanan), anak penyair dan aktivis HAM Wiji Thukul bersama seniman dan budayawan Yogyakarta, Butet Kertaredjasa (kiri) hadir di Hajatan Rakyat di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perbesar
Fitri Nganthi Wani (kanan), anak penyair dan aktivis HAM Wiji Thukul bersama seniman dan budayawan Yogyakarta, Butet Kertaredjasa (kiri) hadir di Hajatan Rakyat di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Solo - Fitri Nganthi Wani, anak Wiji Thukul, penyair dan aktivis hak asasi manusia (HAM) asal Kota Solo yang menjadi korban penculikan saat reformasi 1998, hadir di gelaran Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. Wani berada satu panggung dengan seniman dan budayawan asal Yogyakarta, Butet Kertaredjasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam kesempatan itu, Wani, sapaan karibnya, menagih janji Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menemukan ayahnya.  Wani yang tampil membacakan salah satu puisi karya Sang Ayah, mengawali penampilannya dengan ucapan terima kasih karena telah diundang untuk hadir dalam kampanye terakhir Ganjar-Mahfud itu. Selain itu, dalam kesempatan ini bisa bertemu langsung dengan Ganjar dan Mahfud.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tentu saja saya akan mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan untuk saya bisa bebicara di depan banyak orang tentang kasus penghilangan paksa yang menimpa Bapak Wiji Thukul yang sampai sekarang belum juga beres,” ujar Wani.

Wani mengatakan keberadaan maupun nasib Wiji Thukul belum diketahui hingga ibunya, atau istri Wiji Thukul, Siti Dyah Sujirah atau Sipon, meninggal pada Januari 2023. Padahal, menurut Wani, Presiden Jokowi pernah berjanji kepada ibunya jika Wiji Thukul harus ditemukan.

“Tapi sampai sekarang kami masih mengingat janji yang pernah diucapkan Pak Presiden Jokowi perihal Widji Thukul harus ketemu. Kasus Wiji Thukul harus selesai, Wiji Thukul harus bisa ditemukan hidup ataupun mati,” kata Wani.

Wani menjelaskan janji Presiden Jokowi itu bahkan disampaikan dalam momentum wawancara dengan wartawan. Saat itu, menurut dia, Presiden Jokowi ditanya terkait kedekatannya dengan keluarga Wiji Thukul.

“Beliau (Jokowi) menjawab 'Istrinya kawan baik saya, anak-anaknya adalah kawan baik saya. Tentu saja kasus Wiji Thukul harus diselesaikan. Wiji Thukul harus ketemu hidup atau mati',” kata Wani. 

Kemudian Wani dan Butet secara bergantian membacakan puisi karya Wiji Thukul, yakni berjudul Peringatan dan Sajak Suara.

Butet juga sempat menyampaikan  orasinya yang menyinggung tentang nasib penyair Wiji Thukul yang menjadi korban penculikan. “Dari Solo lahir seorang penyair besar yang menjadi martir lahirnya demokrasi di Indonesia, sahabatku Wiji Thukul,” kata Butet. 

Dalam kesempatan itu, ia juga menyebut bahwa pelaku penculikan korban 98 itu dilakukan salah satu capres. “Wiji Thukul yang diculik, jadi yang menculik mencapreskan,” ucap Butet yang disambut riuh teriakan para pendukung Ganjar-Mahfud.

Butet juga menyebutkan bahwa hingga hari ini tidak diketahui kabar soal nasib penyair asal Solo. Bahkan hingga istrinya Sipon meninggal juga belum diketahui keberadaan Wiji Thukul.

“Sampai hari ini kita tidak tahu di mana kuburnya kalau memang sudah meninggal. Bagaimana nasibnya kita tidak tahu,” kata Butet.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus