Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo meragukan hubungan antara penyebaran varian delta dengan angka CT yang rendah. Dia mengatakan butuh penelitian lebih lanjut untuk membuktikan keterkaitan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita tidak bisa membuat kesimpulan dan menyederhanakan dugaan keterkaitan antara varian delta dengan rendahnya CT,” kata Herawati lewat pesan teks, Sabtu, 10 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia mengatakan perlu lebih banyak data untuk membuktikan dugaan hubungan antara varian delta dengan tingkat CT. Data perlu diambil dari lebih banyak pasien yang terpapar varian virus Corona itu dan asal daerahnya. Data juga perlu dibandingkan dengan penderita Covid-19 dari varian lain. “Butuh studi yang menyeluruh,” kata dia.
Ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Agung Dwi Widodo mengatakan beberapa daerah seperti di Bangkalan dan Kudus telah ditemukan sebaran varian delta. Di daerah itu, sebagian besar menunjukkan rata-rata angka CT yang rendah kurang dari 20. Namun, menurut dia, masih butuh penelitian lebih lanjut. “Bukan berarti kalo CT value rendah itu sudah pasti varian Delta. Kalau kemungkinan bisa jadi dan itu bisa dipastikan dengan uji sequencing,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut penyebaran varian delta dapat diprediksi dari rata-rata angka CT value hasil tes swab PCR. Varian itu bisa diketahui dari angka CT yang rendah. CT value adalah singkatan dari cycle treshold value. Ini merupakan jumlah siklus yang diperlukan pada pemeriksaan sampel sampai virus terdeteksi. Nilai CT ini berbanding terbalik dengan hasilnya. Jika nilai CT rendah, berarti jumlah virus semakin banyak.
Dengan demikian, kata Budi, daerah dengan rata-rata CT value rendah, kemungkinan besar sudah terpapar varian delta. Ia mencontohkan daerah yang sudah dimasuki varian delta, misalnya, Provinsi Sumatera Barat, rata-rata CT value-nya 8,22. Sebelum varian delta masuk, rata-rata CT yang paling rendah 12,15.
"Dari data itu kami bisa menduga bahwa daerah yang rata-rata CT minimalnya rendah itu kemungkinan sudah dimasuki Delta," ujar Budi Gunadi dalam konferensi pers daring, Jumat, 9 Juli 2021.
Varian B.1.617.2 ini merupakan tiga dari empat Varian of Concern atau VoC yang telah terdeteksi di Indonesia. Varian baru Covid-19 tersebut dinilai lebih cepat menular dan meningkatkan keparahan risiko terhadap pasien yang terpapar.
"Ciri-cirinya, pasien sembuh lebih cepat, tapi meningkat keparahannya pun lebih cepat, sehingga intervensi therapeutic atau perawatan di rumah sakitnya juga berbeda," ujar Budi Gunadi. Untuk mengantisipasi penyebaran semakin meluasnya varian ini pemerintah meminta CT value dimasukkan ke sistem Kemenkes.
DEWI NURITA