Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DAIMIN Soleh sedang mengawasi anak buahnya merebus ikan teri di depan rumahnya di Desa Sumber Jaya, Pandeglang, Banten, pada Sabtu malam dua pekan lalu, ketika dia mendengar gemuruh dari arah laut. Pengusaha teri itu seketika mengalihkan pandangan ke sumber suara.
Malam itu, bulan yang masih purnama tak tersaput awan. Dari rumahnya yang berjarak sekitar 70 meter dari bibir pantai itu, ia melihat ombak—yang menurut perkiraannya—setinggi pohon kelapa mendekati pesisir. Sempat tercekam, pria 60 tahun itu berseru-seru begitu kesadarannya pulih: “Tsunami! Tsunami!”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo