Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARAS Inaq Mahrar, 51 tahun, masih terlihat pucat lesu. Tergolek lemah di tumpukan tikar di atas papan yang berjejer di asrama transito, kantor Dinas Transmigrasi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Pariwisata, Kota Mataram, mata-nya merah kurang tidur. Di tempat ini Inaq Mahrar tinggal bersama 165 anggota Ahmadiyah Lombok yang baru saja terusir dari rumahnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo