Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Johannes Leimena adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada tanggal 6 Maret 1905.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia dikenal sebagai dokter dan politisi, serta merupakan salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan.
Dokter yang menginspirasi
Johannes Leimena tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Namun, ketika semua jalan lain tertutup, ia memutuskan untuk mengejar karier di bidang medis yang menurutnya adalah rencana Tuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelum aktif berpolitik, sebagai dokter Leimena juga bekerja di berbagai rumah sakit. Mengutip buku “Johannes Leimena: Mutiara dari Maluku”, ia juga sempat menjadi direktur rumah sakit zaman Belanda.
Dengan memulai kariernya dalam pemerintahan selama Revolusi Nasional Indonesia, ia sempat diangkat menjadi Menkes. Sebagai Menteri Kesehatan, Leimena memprioritaskan pencegahan penyakit di wilayah pedesaan dan melandasi sistem Puskesmas.
Menteri berbagai bidang
Dalam perjalanan politiknya, Leimena merupakan seorang menteri yang menjabat selama hampir 20 tahun dalam pemerintahan presiden Soekarno. Ia duduk di 18 kabinet yang berbeda dan menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Menteri Koordinasi Distribusi, Wakil Menteri Pertama, dan Menteri Sosial.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante, serta mengetuai Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dari 1950 hingga 1961. Leimena pun aktif dalam gerakan kebangkitan nasional.
Di samping itu, ia juga menjadi salah satu menteri yang paling dekat dengan Presiden Sukarno. Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, Leimena memberikan nasihat yang mencegah pecahnya perang saudara kepada Sukarno.
Hal ini membuatnya bersahabat dengan berbagai kalangan dan membawanya ke dalam pemerintahan Republik Indonesia. Leimena terlibat dalam perundingan diplomatik dengan pihak Belanda selama perang kemerdekaan dan berhasil menjaga keutuhan TNI selama periode 1946 hingga 1949.
Pahlawan pergerakan nasional
Mengutip situs Institut Leimena, leimena.org, Dr. Johannes Leimena sempat bersekolah di STOVIA. Di kampusnya itu, ia mulai mendalami gerakan nasionalisme dan Oikumene, yang berupaya menyatukan umat Kristen tanpa menghilangkan identitas budaya dan sosial mereka.
Gerakan ini mempengaruhi pemikiran Leimena dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk dalam mengecam struktur masyarakat kolonial yang terpecah-pecah berdasarkan warna kulit.
Leimena juga menentang pandangan para teolog Barat yang memisahkan gereja dan negara secara mutlak, karena ia percaya bahwa orang Kristen harus aktif terlibat dalam kehidupan bernegara dan memancarkan kasih Kristus kepada masyarakat luas.
Leimena menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang konsisten dan tegas dalam prinsip-prinsip yang diyakininya. Ia menolak tawaran posisi sebagai perdana menteri dari pemerintahan Orde Baru karena ia tidak setuju dengan sistem pemerintahan yang otoriter.
Ia juga menolak tawaran jabatan Menteri Luar Negeri karena ia tidak ingin meninggalkan prinsip-prinsipnya.Penghargaan yang diterima oleh Johannes Leimena sebagai pahlawan nasional Indonesia juga menunjukkan pengakuan atas perjuangan dan jasa-jasanya.
Leimena meninggal pada tahun 1977 dan diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu. Johannes Leimena menginspirasi untuk terus berjuang untuk keadilan, kemerdekaan, dan hak asasi manusia.
Pilihan editor : 10 Pahlawan Nasional Wanita dan Kisah Perjuangannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.