Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

PDIP Usung TB Hasanuddin-Anton, Kuat di Partai Lemah di Figur

Menurut survei SMRC sampai Oktober 2017, elektabilitas TB Hasanuddin hanya berada di angka 1 persen.

9 Januari 2018 | 09.46 WIB

Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin (kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO(kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO
Perbesar
Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin (kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO(kiri) dan Anton Charliyan (kanan) mengepalkan tangan saat pengumuman cagub-cawagub PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Januari 2018. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan menilai figur Mayor Jenderal (Purnawirawan) Tubagus Hasanuddin dan Inspektur Jenderal Anton Charliyan kurang kuat untuk bertarung di pemilihan gubernur Jawa Barat 2018. Kekuatan TB Hasanuddin-Anton tersebut justru berasal dari partai pendukungnya yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai pemilik terbanyak kursi DPRD di Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Lemah di figur, kuat di partai,” kata Djayadi saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 Januari 2018.

Baca: Cerita TB Hasanuddin Dampingi Habibie, Gus Dur, hingga Megawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut survei SMRC sampai Oktober 2017, elektabilitas TB Hasanuddin hanya berada di angka 1 persen. Sedangkan Anton belum muncul sama sekali.

Berdasarkan hasil survei SMRC menunjukkan Ridwan Kamil masih menempati posisi tertinggi di angka 25-30 persen, diikuti Deddy Mizwar di angka 15-29 persen dan Dedi Mulyadi di bawah 15 persen.

Djayadi mengatakan, dua pigur yang diusung PDIP itu harus berusaha keras mengejar ketertinggalan pesaingnya. Terlebih, untuk Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar, keduanya dianggap telah lama beredar.

Partai dengan 20 persen suara di Jawa Barat, PDIP harus mensolidkan suara pemilihnya. Menurut Djayadi, pasangan TB Hasanuddin dan Anton diuntungkan karena biasanya pemilih PDIP cenderung mengikuti perintah pimpinan partainya yakni Megawati Soekarnoputri. “Biasanya 70-an persen pemilih PDIP solid,” katanya.

Baca: Detik per Detik TB Hasanuddin Diminta Megawati Jadi Cagub Jabar

Walau begitu, masih berdasarkan survei pada Oktober 2017, Djayadi mengatakan 60 persen pemilih PDIP di Jawa Barat menghendaki Ridwan Kamil sebagai gubernur yang diusung. “Tapi pada saat itu PDIP belum menentukan pilihan, bisa berubah sekarang,” katanya.

Pasangan TB Hasanuddin dan Inspektur Jenderal Anton Charliyan akan bersaing di Pilkada Jawa Barat 2018 menghadapi Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, yang didukung Partai Golkar dan Partai Demokrat; Mayor Jenderal TNI (Purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu, yang didukung Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional; serta Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang diusung Partai NasDem, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus