Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Rencana Rektor Impor, UGM: Perbaiki Dulu Internal PTN

Jumlah dosen yang menjabat di struktural itu banyak, sehingga waktu untuk mengerjakan penelitian itu kurang.

7 Agustus 2019 | 15.27 WIB

Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla,  Jakarta, Kamis, 12 April 2018. VINDRY FLORENTIN
Perbesar
Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jakarta, Kamis, 12 April 2018. VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Panut Mulyono mengatakan sebaiknya pemerintah memperbaiki kondisi internal perguruan tinggi negeri (PTN) sebelum mengimpor rektor asing, satu di antaranya dengan mengoptimalkan keberadaan dosen PNS.

Sebenarnya jumlah dosen atau profesor yang dimiliki PTN tidaklah sedikit, namun seringkali dosen PNS tersebut memilih menjabat sebagai pejabat struktural di institusi pemerintahan daripada mengajar di lingkungan kampus, kata Panut.

"Kita harus mengakui bahwa internal perguruan tinggi di Indonesia pun perlu perbaikan. Jumlah dosen yang menjabat di struktural itu banyak, sehingga waktu untuk mengerjakan penelitian itu kurang, banyak juga dosen yang dipinjam institusi pemerintah. Itu juga mengurangi aktivitas beliau-beliau itu di bidang Tri Dharma," kata Panut usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Rabu.

Bahkan tidak sedikit dosen PNS lebih memilih berkiprah di posisi struktural kementerian, lembaga pemerintah non-kementerian atau BUMN. Sehingga hal itu menyebabkan jumlah dosen berprestasi yang berada di lingkungan kampus justru semakin sedikit. Akibatnya, lanjut Panut, kampus tersebut menjadi sulit untuk dapat memenuhi kriteria yang dapat membawa PTN itu masuk ke dalam daftar publikasi peringkat universitas dunia seperti Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking dan Times Higher Education World University Rankings.

"Jadi persoalannya itu banyak. Bayangkan ketika ada rektor asing ditempatkan di situ, dia harus mengerjakan ini, harus mengerjakan itu. Ya bisalah dibayangkan sendiri," ujarnya.

Panut mengatakan selama ini kampus-kampus negeri sebenarnya sudah bekerja sama dengan mitra asing dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Sehingga, bentuk kerja sama seperti itu lebih efektif diterapkan dan ditingkatkan daripada mempekerjakan profesor asing menjadi rektor atau dosen tetap di PTN.

Kemenristekdikti menargetkan sedikitnya lima PTN akan dipimpin rektor terbaik dari luar negeri pada 2024. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas PTN dalam menciptakan lulusan di era persaingan global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus