Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Yustejo membuat ulah

Kasus yustejo tarik berkepanjangan, menimbulkan diskusi dan debat tentang hak organisasi olah raga. kali ini sebagai laporan utama. (sdr)

3 Maret 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK banyak tokoh yang tampil dua kali dalam kulit muka TEMPO. Yustedjo Tarik termasuk dalam jumlah yang sedikit itu. Pertama kali ketika ia membawa medali emas dari Asian Games di New Delhi 1982. Kedua kalinya pekan ini. Mungkin karena Yustedjo punya daya tarik kuat untuk jadi berita. Ia Rendra di hard court dan gravel. Ia unggul di bidangnya, ia Juga "meletup", penuh warna-warna dan bisa kontroversial. Jangkung, tampan, dengan hidung Timur Tengah, ia bisa berkibar memikat dari iklan sampai pergaulan. Kini ia malah menimbulkan diskusi panjang yang sudah berlangsung selama hampir tiga pekan - suatu debat penting tentang hak sebuah organisasi olah raga terhadap seorang bintang. Singkatnya, dengan Yustedjo, cerita olah raga bisa tambah menarik dan enak dibaca dan perlu. Selama ini cerita olah raga lebih sering berupa laporan pertandingan. Atau analisa, sering kali dengan bahasa kritik sastra yang sering menyebabkan olah raga terasa kehilangan action. Atau kisah keributan organisasi, seakan-akan organisasi itu suatu sport kegemaran juga. Bagi majalah berita mingguan seperti TEMPO, keadaan itu merupakan persoalan tersendiri. Soalnya, sifat berita dan mingguan pada majalah ini bisa merupakan kontradiksi, sepanjang menyangkut bidang olah raga. Untuk tetap pada "berita", TEMPO tentu tak mungkm menyaingi kecepatan sebuah harian, apalagi TVRI. Khususnya dalam menyajikan laporan pertandingan. Rubrik Olah Raga TEMPO dengan demikian harus punya kriteria yang agak berbeda, untuk memilih berita apa yang layak disajikan kepada pembaca. Laporan tentang Yustedjo kali ini adalah hasil pilihan itu. Apalagi soalnya menyangkut lebih luas dari soal sport. Itu sebabnya Redaktur Pelaksana Yusril Djalinus meminta Susanto Pudjomartono untuk ikut dalam tim penulisannya. Susanto, meskipun dia termasuk wartawan pemain tenis, biasanya mengisi cerita-cerita politik. Di samping itu Martin Aleida menuliskan profil Yustedjo dan Jonosewojo. Martin, meskipun bukan pemain tenis, melainkan pelari maraton, adalah yang meliput kemenangan Yustedjo di New Delhi dua tahun yang lalu. Tulisan mereka disusun dari segebung laporan Yusroni Henri Dewanto dan Rudy Novrianto. Rudy, yang bermain tenis jauh sebelum ia jadi insinyur dan wartawan, punya prestasi juga: Rudy, misalnya, juara ketiga perorangan dalam pertandingan tenis Ulang Tahun PWI dua pekan lalu. Dialah yang menuntit Yustedjo sejak sebelum raporan ini direncanakan, ketika ramai-ramai sudah mulai. Seperti pembaca lihat dalam gambar, dia tampak sedang menghadapi sang juara di lapangan. Menang. Jika Rudy yang menang, akalan dia yang Jadi berita. Dan siapa tahu Yustedjo yang jadi wartawan TEMPO - untuk memperkuat tim tenis TEMPO yang tidak pernah menang itu....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus