Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Buaya Putih Sungai Porong Bisa Membaui Sejauh 17 Km  

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur
memperkirakan ada dua buaya di sana.

5 Juni 2015 | 18.22 WIB

Warga berbondong-bondong saksikan buaya putih di hulu Sungai Porong. TEMPO/Artika Rachmi Farmita
Perbesar
Warga berbondong-bondong saksikan buaya putih di hulu Sungai Porong. TEMPO/Artika Rachmi Farmita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO , Sidoarjo : Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur mengidentifikasi buaya yang muncul di aliaran Sungai Porong di Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, berjenis buaya muara (Crocodylus porosus).

"Memang di lokasi saat ini ada beberapa indikasi, baik mangsa, sungai anakan, dangkal, yang berpotensi habitatnya jenis buaya muara," kata Kepala Seksi Konservasi BKSDA Jawa Timur Wiwid Widodo di lokasi buaya itu berada, Kamis, 4 Juni 2015.

Menurut Wiwid, jenis buaya muara tergolong buaya pemangsa yang panjangnya bisa sampai 9 meter. Buaya muara memiliki indra penciuman yang menjangkau sejauh 17 kilometer. Di lokasi kemunculan, sejauh identifikasi dan pantauan petugas BKSDA, hanya ada dua buaya.

Buaya muara di aliran Sungai Porong, kata Wiwid, panjangnya diperkirakan sekitar 3,5 dan 1,5 meter. Wiwid menambahkan, di Sidoarjo kasus buaya muara yang ditangani BKSDA baru kali ini. "Baru satu tempat ini," kata dia.

Wiwid menjelaskan habitat yang paling representatif di seluruh dunia untuk buaya muara memang di Indonesia. "Dan jelajahnya kan luas. Sejauh mana pun sungai itu, ketika dia merasa nyaman, dia akan kembali meminta kelompoknya untuk menuju ke situ."

Apakah kemunculan buaya muara ini berkaitan dengan Lapindo? Wiwid belum bisa memastikan. Namun, dia mengatakan, setahun dan bahkan empat bulan yang lalu warga di muara Sungai Porong melihat segerombolan buaya muara.

NUR HADI


VIDEO TERKAIT: Heboh! Buaya Meresahkan Warga Itu Ditangkap

Heboh Buaya Lapindo, Warga Sesaki Hulu Sungai Porong

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus